-----
Menikah menurut saya, bukan (melulu) perkara bahagia dan atau tidak bahagia. Tetapi ada misi lebih dari itu, yaitu mengikuti sunah kanjeng Nabi SAW. Bahwa menikah menjalankan syariat, akan menggenapkan pahala ibadah. Keutamaan itu, yang musti dikedepankan.
Menyimak tausiyah Ustad Budi Ashari, Lc, bahwa menjalankan syariat butuh usaha ekstra keras. Tetapi kalau kita menjalankan dengan baik, niscaya ada keberkahan dan hikmah menjalani. Dengan menikah, akan dibukakan perspektif bahagia yang tak dinyana.
Menikah adalah sarana, belajar dan terus mengelola ego yang mengutamakan diri sendiri. Bahwa menikah, menjadikan bahan ajar agar diri tidak egois. Seperti kita bahagia meski banting tulang peras keringat, kemudian pulang membawa nafkah untuk keluarga.
Seorang ayah akan merasa sangat bahagia, melihat anak istri makan lahap. Padahal dirinya menahan lapar, karena makanan yang dibawa pulang diberikan buah hati dan belahan jiwa.
Ya, menikah adalah menjalankan syariat. Â Menikah lebih dari sekedar bahagia. Bagi yang bersetia menjalankannya, tak pantang dengan onak duri, meski melewati naik turun dan terjaln jalan. Â Nasehat ibu saya, "yang penting terus berusaha dengan baik, hasil itu urusan Alloh".
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H