So, di masa pandemi yang (kelihatannya) sulit, ayah janganlah mudah berkecil hati. Mari ayah, menjalankan tugas mencari nafkah semaksimal kita bisa. Mari kita tunjukkan, bahwa kita terus bergerak meski tertatih, kita tak berhenti berusaha meski terseok-seok.
Karena ketika di doa ayah mohon "dijadikan pemimpin orang bertakwa", mari ayah memulai menjadikan diri bertakwa. Seperti halnya, ingin punya keluarga bersukur, ingin istri dan anak yang taat. Kita para ayah, musti memulai menjadi orang bersyukur dan taat. Karena si kepala keluarga, adalah teladan bagi istri dan anak-anaknya.
Pandemi, kalau boleh diibaratkan batu ujian ke-qowwam-an ayah. Saatnya ayah membuktikan, setangguh apa mengemban amanah istimewa itu (sebagai kepala keluarga). Sekaligus menjadi kesempatan ayah, membuktikan sesyahdu dan sekhusyu apa berserah mengadu kepada Rabb-nya.
Al quran memotret kedudukan lelaki sedemikian hebat, tentu bukan tanpa sebab dan alasan. Karena Alloh SWT, telah membekali lelaki dengan potensi. Tinggal tugas ayah, mengeluarkan potensi dari dalam dirinya. Sebagai kesempatan membuktikan. Bahwa ayah layak, dimasukan golongan ibadurrahman.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H