Sebegitu Hebatnya Al Quran Memotret Kedudukan Ayah
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun, waja'alna lil muttaqina imama.
Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa."
Saya yakin, sebagian besar Kompasianer (muslim) sangat familiar dengan doa di atas. Doa powerfull dimintakan Ibadurrahman (Hamba-nya Yang Maha Penyayang), sebagai penutup sifat (ibadurrahman) yang ditujukan untuk keluarga.
Saya sangat terkesan, cara Ustad Rian memberikan ulasan. Beliau memulai, dengan mengurai tiga pihak disebutkan di doa ini. Yaitu diri sendiri (kepada kami), pasangan (istri - istri) dan anak (keturunan).
Selanjutnya, doa ini menyampaikan adab berdoa. Bahwa ketika mengucapkan (doa) sesuatu, esensi sesuatu itu juga ditujukan untuk diri sendiri. Ketika kita minta penyenang hati, maka dirinya juga (diharuskan) menjadi penyenang hati. Ketika minta dijadikan pemimpin orang bertakwa, maka si pendoa meminta menjadi bertakwa.
Cukuplah dari doa singkat ini, saya dibentangkan  amazing-nya quran. Hikmah yang dikandung kitab suci bersayap, bahkan berkait dan berkelindan dengan doa di ayat lainnya. Dari doa ini saya tersadar, bahwa rumah sejatinya tempat yang sangat istimewa. Yang mengantar penghuninya, pada jalan mencapai jannah/ surga.Â
Bahwa rumah adalah salah satu ayat Alloh SWT, dimulai dari pernikahan/ijab yang menjadi bagian dari ayat-NYA. Dan dari pernikahan, melahirkan orang-orang yang bertakwa (bagian dari ayat Alloh), dan seterusnya. Sekiranya penasaran, sangat bisa membuka hikmah Quran melalui keluarga.Â
Sebagaimana kita memerhatikan al Quran, maka (otomatis) sebagaimana kita memerhatikan keluarga.
-------
Sebuah organisasi atau perusahaan, memerlukan struktur kepengurusan agar roda organisasi berjalan. Pun di rumah tangga, struktur semisal sangat dibutuhkan. Struktur yang fungsinya membagi tugas, dengan aturan syariat yang diikat dalam bentuk cinta. Islam menempatkan peran lelaki sangat mulia, sebagaimana peran perempuan. Semua sesuai takaran, semua sesuai porsi demi kebaikan manusia. Dan dalam struktur keluarga, Â responsibility itu diletakkan di pundak laki-laki.
Laki-laki diamanahi sebagai qowwam (pemimpin) dalam keluarga, tugas yang sangat istimewa. Dan untuk fungsi tersebut, niscaya Alloh menganugerahi potensi untuk menjalankannya.