Bisa saja waktu dipakai sama dengan yang memancing, tetapi hasil didapat lebih banyak. Itu baru memakai jaring yang standart, kalau yang dipakai jaring pukat harimau hasilnya lebih banyak.
Smoga Kompasinar, paham maksud dan arah tulisan ini.
Menjemput Lailatul Qadar dengan Menjaring bukan Memancing
Ya, hari-hari dalam Ramadan sangat terbatas. Lagi-lagi kita musti mengilmui hikmahnya, agar bisa memanfaatkan atau mengelola waktu yang terbatas. Menurut ulama, terbatasnya bulan suci disebabkan saking banyaknya kebaikan di dalamnya. Ustad Fitrian, menyontohkan seorang ibu diberi uang banyak diminta menghabiskan selama 4 jam di mall. Bagi suami yang mengantar, 4 jam akan terasa sangat lama dan membosankan. Tetapi bagi si ibu, 4 jam terasa sebentar saking banyak uang tidak lekas habis.
Alloh meletakan lailatul qodar di 10 terakhir, seolah memaklumi manusia yang lebih banyak lupa. Apabila di sepuluh hari pertama dan kedua, banyak meleset dan tidak focus. Maka di sepuluh hari terakhir puncak Ramadan, segera dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Ustad Fitrian, mentadaburi surat Al- Qadr sangat mendalam. Beliau mengulas kata per kata, bahkan mengaitkan dengan kejadian terkait lainnya. Saya coba tuliskan beberapa hal, mengingat banyak bagian musti saya ulang agar lebih paham.
Ada empat riwayat, untuk memaksimalkan lalitul qadar.
Qiyamul ;
Barang siapa melakukan qiyamul (di malam qadar) maka Alloh mentolerir semua kesalahan. Syaratnya, sholat tersebut didirikan dengan dua pondasi, yaitu keimanan atau keyakinan sangat tinggi. Menariknya, sholat tersebut dilakukan dengan segala kerendahan. Mengakui bahwa semua di dunia adalah milik Alloh, bahkan diri kita sendiri milik Alloh.Â
Tanda sholat atau taubat seseorang diterima, adalah dimudahkan untuk beramal soleh dan memotivasi untuk terus beramal soleh.