Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Toilet Stasiun Rasa Toilet Mal

15 Maret 2022   05:55 Diperbarui: 15 Maret 2022   06:02 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mal, identik dengan toiletnya yang bersih. Saya yakin sebagian besar orang sepakat, dan memang demikian kenyataannya. Lalu bagaimana toilet fasum (termasuk stasiun)? Jawabnya, beragam.  Di benak orang banyak, ada yang menjawab bersih ada yang jorok. Kalaupun bersih yang standard saja, tak bisa disamakan dengan toilet mal. 

Itu dulu, stigma itu mulai bergeser. Saya mendapati sendiri, ada toilet stasiun rasa toilet mal. 

Nanti, saya cerita.

-----

Masih terekam jelas, kejadian puluhan tahun silam. Kali pertama banget, kaki ini menjejak di sebuah mal besar di Surabaya. "Bisa masuk, bingung mau keluar", kalimat yang diucapkan ibu guru SMP, kejadian benar pada saya.

Karena kebelet, oleh kakak ditunjukkan toilet di mal tersebut. Setelah masuk saya kaget, melihat toilet duduk. Model toilet masih terbilang baru ketika itu. Bagi anak kampung seperti saya, masih akrab dengan toilet jongkok. Selain merasa aneh, benar-benar dibuat kebingungan.

Dengan segala cara, kegiatan buang hajat akhirnya berhasil ditunaikan. Kemudian masalah baru muncul, saya tidak tahu cara menyentor toilet. Setelah bertanya petugas, diikuti saran alat mana musti dipencet.

Wajah polos itu, makin kebingungan karena air untuk menyentor tidak kunjung berhenti. Jelas terlihat raut kesal petugas, menanggapi ke-ndeso-an saya-- hehehe. Sumbernya adalah, alat yang seharusnya sekali tekan saya tekan berkali-kali.

Di pikiran saya, kalau (alat) sudah ditekan ke bawah musti dibalikan ke asal (ditekan ke atas). Alat yang sedang kembali otomatis (ke atas), alhasil saya tekan ke bawah lagi. Membuat air baru keluar lagi, sementara saya melakukan berulang-ulang.  Kejadian itu saya ceritakan ulang, dan kakak mbarep ngakak.

Terlepas dari kejadian kocak itu, ada yang memberi kesan kagum. Bahwa toilet mal itu kinclong, membuat betah berlama-lama. Keadaan semisal di toilet mal, masih saya temui sampai sekarang.

Toilet Stasiun Rasa Toilet Mal

Sementara itu, kebersihan toilet di fasilitas umum cenderung beragam. Kalau tidak kotor dan jorok, bersihnya standart saja. Yang membuat sedih, posisi toilet bersebelahan dengan mushola. Sehingga kondisi tempat ibadah sangat seadanya, sebelas dua belas dengan toilet.

Menyoal toilet di fasum, ada yang lantainya basah menggenang, kotoran bekas sepatu membekas, kaca wastafel buram, pintu toilet tidak bisa dikunci, tidak ada paku untuk gantungan celana, kran rusak hanya disumpal plastik dan sebagainya.

Dokpri
Dokpri

Sampai akhirnya saya ke stasiun Jurangmangu, kemudian hal tidak baik tentang toilet di fasum terbantahkan. Kesan bersih dan kinclong itu jelas, saya rasakan dari depan toilet. Di belokan ke penunjuk toilet, disambut tanaman hias di pot kecil yang ditata dengan alat terbuat dari besi tebal.

Tanaman hias masih mendominasi, kali ini ditempel di dinding sepanjang lorong. Sebelum benar-benar sampai toilet, ada musholla yang tak kalah bersihnya. Masuk ke toilet di stasiun Jurangmangu, saya susah membedakan dengan toilet mal.

Malah di toilet stasiun Jurangmangu, ada yang berbeda dibanding toilet mal. Adalah (lagi-lagi) tanaman hias, di letakkan di tempat yang membuat enak dilihat. Kaca di dinding wastafel kinclong, lalat bisa kepleset kalau hinggap.

Kebetulan ada mbak Nanik, petugas kebersihan yang sedang bertugas. Dari beliau saya mendapat informasi, bahwa soal kebersihan menjadi concern di Stasiun Jurangmangu. Ada standard diberlakukan, setiap petugas yang piket wajib menjalankan.

Dokpri
Dokpri

Khusus toilet, setiap pergantian shift selalu dichek. Kewajiban petugas shift sebelumnya, memastikan toilet dalam keadaan bersih saat serah terima jam kerja. Dan di jam sibuk (berangkat dan pulang jam kantor), ada petugas kebersihan standby di depan toilet. Kalau ada kotoran, bisa diatasi dengan lekas.

"pantas" batin saya, sembari menyimak dan manggut-manggut. Berharap kondisi toilet di stasiun lainnya, bisa menyamai toilet stasiun Jurangmangu. Ya, toilet stasiun rasa toilet mall. Semoga bermanfaat.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun