Hal yang jamak terjadi di era digital saat ini, adalah rasa syukur diangkat menjadi status. Bermacam-macam kabar suka cita, ditampilkan di beranda medsos. Ada keluarga yang sedang plesiran, suami istri berangkat umroh, ada yang berhasil mendapat barang kesukaan, serta kebahagiaan lainnya.
Bahagia bisa datang, dengan banyak sebabnya. Kebahagiaan setiap orang berbeda, baik wujud, besaran maupun jenisnya.
Bahagia orangtua berbeda, capaian diraih buah hati menjadi satu bagian. Bahwa sang anak kebanggan, lolos di sekolah atau Perguruan Tinggi favorit dan diingini banyak orang. Hal tersebut, tak kalah membanggakan. Mengingat perjuangan belajar, berkompetisi dengan ribuan peserta lainnya.
Sangat wajar, bahagia seketika membuncah. Melihat nama, nomor test dan bacode jagoan disayangi, tercantum di laman pengumuman.
Bagi pertemanan yang membaca status, dijamin reaksinya juga beragam. Mungkin saja ada yang menganggap lebay, pamer, dan penilaian negatif lainnya. Â Namanya juga isi kepala manusia beragam, berbanding lurus dengan pengetahuan didapatkan.
Padahal, tidak ada salahnya ikut bergembira. Toh, tidak ada yang dirugikan untuk kegembiraan yang dirasakan orang lain. Bahkan dengan bergembira, selain menyebarkan aura kebaikan untuk diri sendiri. Sangat mungkin, di kemudian hari keberhasilan yang sama akan dirasakan.
Suka cita yang dipublish (di medsos) atau disimpan sendiri, adalah kebebasan sekaligus pilihan setiap individu. Setiap orang berhak mengambil keputusan, selama tidak menganggu kemerdekaan orang lain. Dampaknya ditanggung yang bersangkutan.
Karena di beranda medsos juga, sesekali kita temui status sedih. Ibu yang single parents, berjuang ekstra membesarkan hati buah dicinta. Kepahitan dihadapi, tertatih- tatihnya mencukupkan kebutuhan sehari-hari. Kemudian bagaimana menahan membeli ini dan itu, demi memenuhi kebutuhan sekolah.
Tentang kabar gagal, kalau dibuat prosentase relatif lebih sedikit ada di medsos. Seperti halnya kesenangan, maka kesedihan juga bebas diekspresikan di medsos. Lagi-lagi, dampaknya juga akan ditanggung pemilik perasaan.