Stasiun ini sempat terlantar, dihidupkan tahun 2009 terkait rencana pengoperasian KRL Commuter Line Tanjung Priuk. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan, dengan ramainya  Pelabuhan kebanggaan masa Hindia Belanda. Keanggunan stasiun bergaya neoklasik,  art deco, dan kontemporer, cukup berjaya di masanya.
Pe- nonaktifan stasiun Tanjung Priuk di awal 2000, salah satunya karena kondisi bangunan. Atapnya sudah lepas, kaca banyak yang pecah, kerangka banyak yang karatan termakan usia. Peron stasiun dan emplasemennya dihuni tunawisma, pendapatan bocor akibat penumpang gelap. Sehingga kerugian tak bisa dielakkan, pemasukan dari karcis peron semakin minim.
Tahun 2008 PT Kereta Api merenovasi total, terhadap fisik bangunan, rehabilitasi fasilitas rel serta pembangunan perangkat sinyal elektrik. Tanggal 28 April 2009, stasiun Tanjung Priuk diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Â Keberadaannya kini sangat unik, berbeda dengan stasiun-stasiun lainnya di Jabodetabek.
(disarikan dari wikipedia ditulis ulang versi penulis)
Menikmati Sudut Batavia di Stasiun Tanjung PriukÂ
Saya bisa merasakan atmosfir heritages Batavia, bahkan dari trotoar tepat di depan stasiun. Design dan model pagarnya, bentuk lampu taman, penampakan gedung dari depan mencerminkan kentalnya suasana masa lampau.
Memasuki pintu gerbang, masih di halaman disambut tembok dengan jam dinding tua di atasnya. Begitu melintasi bagian ini, kita terhubungkan dengan pintu masuk menghadap empat pilar megah. Â Kita musti scan aplikasi peduli lindungi dan cek suhu tubuh, baru diperbolehkan masuk.
Begitu masuk stasiun disambut ruangan hall sangat lega, di bagian kanan ada loket dan vending machine top up KMT. Sementara di bagian kiri, ada ruangan bersekat untuk loket tiket kereta jarak jauh.
Hawa kolonial terasa kuat, begitu melihat langit-langit menjulang, dipertegas lapisan dinding marmer. Ruangan terasa begitu terang, berasal dari cahaya masuk dari deretan jendela kaca di bagian atas. Tidak ketinggalan jam dinding bulat dengan model khas, tepat di atas bagian tengah dinding hall.