Masa pandemi belum sepenuhnya pergi, sementara virus varian baru kita semua hadapi. Kembali pergerakan dibatasi, nyaris semua pekerjaan online semakin diakrabi. Yang serba daring memang efektif, karena bahkan bisa dikerjakan cukup dari rumah.
Tetapi, (entahlah) rasanya begitu penuh tantangan. Tidak hanya yang bekerja, yang sekolahpun mengalami hal sama. Kita semua dituntut beradaptasi, agar bisa survive melewati masa berat ini.
Saya, mengisi waktu dengan menuntut ilmu. Mengejar jauhnya ketertinggalan, di usia yang sudah tidak muda lagi. Pengetahuan baru didapati, menyadarkan sedemikian banyak kesia-siaan dikerjakan. Upaya memperbaiki diri ini dilakukan, agar pikiran tetap waras dan nggenah. Di tengah gempuran dari kanan dan kiri, yang benar-benar menguji iman dan imun.
----
Beberapa waktu lalu, saya meet up dengan beberapa teman. Setelah sekian lama tak bersua fisik, hanya terhubung melalui medsos dan atau group chating. Wajah-wajah bahagia jelas terpancar, celetukan becanda terdengar seperti sebelum- sebelumnya.
Setelah selesai meet up, kami berpisah pulang ke rumah masing-masing. Beberapa ada yang naik public transportasi, kebetulan searah dengan saya. Akhirnya barengan, di sepanjang jalan kami mengisi waktu dengan aneka obrolan.
"Dua tahun ini, tambah berat ya mas" menghela nafas, "buat makan saja, susah"
Kalimat bernada getir itu terucap, beban berat itu terwakilkan dari intonasi dan penekanan kata. Saya tidak langsung menanggapi, memberi jeda untuk perasaan berbagi dan mengurai kesah. Dalam batin membenarkan, tetapi seberat apapun mesti tetap dihadapi.
Kita semua pasti sepakat, bahwa tantangan saat ini memang (terbilang) sulit. Banyak diantara kita, saudara, kerabat, teman kehilangan pekerjaan. Tidak sedikit orang yang kita kenal, terpapar virus dan bermasalah dengan kesehatan.
Maka kecuali tidak henti mengambil ibroh, rasanya tidak ada pilihan yang lebih tepat. Manusia dicipta sebagai makhluk mulia, dibekali akal pekerti yang luar biasa. Manusia dengan segala takdir kekhalifahan, Â bisa mencari jalan keluar atas setiap permasalahan. Sudah dicontohkan generasi pendahulu, terbukti sanggup melewati tantangan di jamannya.
Tugas manusia masa kini, adalah menghadapi tantangan yang ada hari ini. Meninggalkan jejak- jejak kebaikan, yang kelak bisa ditiru atau dijadikan acuan generasi mendatang.