Di bagian pembahasan ini, saya mencatat point cukup menarik dan komprehensif. Saya yakin cara ini bisa dilakukan orangtua mana saja, asal kuncinya konsisten.
Memberi Batasan ;
Mustahil orangtua melarang anak, tidak mengoperasikan gadget sama sekali. Maka jalan tengahnya membolehkan tetapi  dengan batasan. Batasan yang sekiranya balance, agar anak punya kegiatan dengan gadget dan punya kegiatan fisik. Pengaturannya dibuat dengan kesepakatan bersama, dan didalamnya mengandung konsekwensi.
Point ini sekaligus menjawab pertanyaan Pak Harris, yang menanyakan sistem reward and punish. Narsum menyontohkan soal kesepakatan, misalnya anak diboleh dengan gadget selama 45 menit. Apabila menggunakan 60 menit (lebih 15 menit), maka di kesempatan berikutnya konsekwensinya waktu dengan gadget dikurangi 15 menit.
Dan seterusnya.
Memilihkan Aplikasi Sesuai Usia
Hampir setiap waktu bermunculan aplikasi baru, yang bisa diunduh secara gratis. Apalagi aplikasi games, jumlahnya tidak terhitung bahkan ada yang sampai diiklankan. Orangtua melek digital, musti membuka mata dan mencari tahu aplikasi yang ngetren atau digemari  anak-anak. Sebelum buah hati mengunduh dan mengoperasikan, sebaiknya dipastikan kontennya aman dan cocok untuk anak.
Mengajarkan Anak tentang Privasi
Penipuan di era digital, satu diantaranya scamer melalui email atau japri (jaringan pribadi). Anak musti diberi pengertian, agar tidak memberikan informasi sifatnya personal kepada orang tidak dikenal. Â Orangtua musti memprotek passwood anak, sebaiknya terkoneksi dengan email atau aplikasi di gadget anak.
Oragtua dengan keterbatasannya, bisa saja "kecolongan". Anak membuka aplikasi tertentu tidak sesuai usia, secara diam-diam/ ngumpet. Â Maka selain kedekatan anak orangtua, perlu dibangun trust/ kepercayaan antar keduanya. Agar anak-anak mau terbuka berkomunikasi, tidak enggan bercerita apapun dengan ayah ibunya.
Parent Involment
Orangtua bisa memanfaatkan era digital, guna mendekatkan diri ke anak-anak. Yaitu dengan melibatkan diri, saat anak-anak di depan layar gadget. Melihat konten bersama, setelahnya ngobrol atau mendiskusikan isi konten.
Belakangan medsos sedang ngetren, siapapun dengan mudah bisa membuat dan memiliki akun medsos. Anak perlu didampingi secara intens, terutama dalam menggunakan medsos. Anak dilatih memfilter konten, agar bisa mendapatkan value dari kegiatan bermedsos. Tidak ada salahnya, orangtua berkolaborasi dengan anak membuat konten.
.