Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak

16 Februari 2022   20:57 Diperbarui: 16 Februari 2022   21:02 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Handphone anak saya, menjadi andalan untuk zoom saat kegiatan belajar mengajar. Setelahnya dengan alat yang sama, digunakan untuk mengerjakan tugas, mencari materi, dan mengirim pekerjaan rumah. Di luar itu juga terhubung dengan WAG teman sekelas, memudahkan komunikasi dan diskusi. Tidak jarang anak-anak bermain games secara online, setelah kelelahan belajar atau mengisi hari libur.

Namun era digital engan kecanggihannya tidak lepas dari sisi plus dan minus.

Plus-nya ;

  • Anak-anak menjadi fasih teknologi
  • Perkembangan berpikirnya cepat
  • Lekas memahami sesuatu serta terpacu belajar banyak hal
  • Bisa berkomunikasi dengan banyak orang atau teman
  • Perkembangan bahasa terdukung, bisa belajar lebih dari satu bahasa.

Minus-nya adalah ;

  • Mengoperasikan digital device lebih banyak menggunakan jari, sehingga mengurangi kegiatan menulis menggunakan jari tangan (mengetik berbeda dengan menulis).
  • Dari sisi kesehatan, minim gerak fisik, mata beresiko karena terpapar sinar layar gadget beresiko, memengaruhi perkembangan otak.
  • Memengaruhi emosi dan otak lelah.
  • Perkembangan fisik berbeda dengan anak aktif bergerak secara fisik.

"Berapa usia ideal anak diperkenalkan device?" tanya Host

"Idealnya ketika anak mulai sekolah (usia 6 tahun)". 

Anak di usia masuk sekolah, dari sisi kematangan emosional sudah siap dibentuk. Sehingga relatif mudah diarahkan, bisa memahami pengaturan jadwal dan mengkutinya. Kemudian secara fisik sudah berkembang, sehingga bisa diatur sedemikian rupa.

"Tetapi realitanya sulit," tegas Miss Linda

Ya saya sepakat, bahwa kondisi di lapangan tak semudah berterori. Mengingat lingkungan, yaitu orang terdekat (ayah/ ibu/ kakak/ adik), orang di lingkaran kecil (saudara sepupu/ keponakan/ om/ tante), menggunakan gadget.

Anak yang melihat kegiatan tersebut, biasanya penasaran dan ingin ikut mengoperasikan. Kita orangtua tidak bisa seenaknya melarang, karena membuat anak kecil hati. Sementara membebaskan juga jangan, bagaimanapun anak membutuhkan panduan. Selanjutnya narsum, memberi strategi guna mengatasi kecanduan gadget pada anak.

Mengatasi Kecanduan  Gadget pada Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun