Pernah ada kejadian, customer yang tinggal di pelosok Makassar memesan buah delima dan nanas. Setelah dichek di Aplikasi myJNE, ternyata domisili tersebut belum dicover layanan JNE Yes (adanya JNE regular). Sementara pengiriman buah, toko buah online mengandalkan layanan JNE Yes.
Karena tidak mau mengecewakan pelanggan, dengan berat hati Lilis menolah orderan tersebut. Apalagi setelah dichek lagi, ongkos kirim lebih mahal dibanding harga buahnya. Tetapi si pelanggan bergeming (mungkin istri ngidam dan di daerahnya belum musim buah tsb), Â memaksa membeli siap menanggung resiko.
Akhirnya keinginan tesebut dipenuhi, setiap proses difoto dilaporkan ke pelanggan. Mulai mengemas buah, packing dengan kardus, hingga saat mengirim melalui agen JNE. Hal demikian dilakukan, agar konsumen yakin prosedur dilakukan benar. Guna menghindari komplain di kemudian hari.
"Sebelum mengirim saya pastikan sekali lagi ke konsumen, bahwa tidak ada refund kalau terjadi apa-apa dengan kiriman buah. Pelanggan menyetujui," jelas Ferry.
Beberapa hari berselang konsumen mengirim gambar, berkabar bahwa buah sudah diterima dalam kondisi baik. Tampak kardus bersticker 'Fragile', tidak penyok atau rusak.
"saya amazing banget" celetuk Lilis
Selanjutnya sang owner berbagi tips, untuk memangkas durasi agar buah tidak terlalu lama  di dalam kardus. Yaitu ke agent JNE agak malam, beberapa saat sebelum mobil jemputan datang. Jam-nya bisa ditanyakan ke agen langganan, mereka lebih paham kebiasaan di tempat tersebut.
Atas kesungguhan melayani konsumen, Putra Asih bisa menjual (rata-rata) 100 -- 150 kg hari kalau ramai bisa 300 kg sehari. Penjualan meningkat, kalau ada buah belum musim tapi sudah tersedia. Atau petani buah berinovasi, sehingga ada jenis/ varian baru buah tertentu. Sementara untuk omset tidak main-main, dalam sebulan bisa mencapai Rp. 130 --150 juta.
Untuk harga jual buah, Putra Asih menganut prinsip ekonomi. Ketika pasokan banyak dan permintaan sedikit maka harga turun, sedang saat persediaan terbatas dan permintaan banyak harga naik menyesuaikan pasaran. Ketersediaan dan kualitas buah masih menjadi tantangan, meskipun dikirim buah yang sama tetapi tidak menjamin kualitasnya sama.
"Musti dichek satu per-satu" tambah Lilis