Kalaupun (misalnya) ada orang yang niat mengambil, mustahil memilih sandal yang sudah dikuliti  atau sudah berubah dari bentuk aslinya.
Diletakkan secara terpisah
Kalaupun memiliki sandal bagus, dan sayang kalau dirusak atau dikuliti. Bisa saja meletakan secara terpisah, sandal bagian kanan (misal) ada di rak atas dan sandal bagian kiri diselipkan di pagar. Begitu seterusnya.
Mungkin cara ini sedikit merepotkan, apalagi kalau jamaah di masjid sedang banyak (misal di hari jumat). Tetapi tidak masalah, demi keamanan dan kekhusyukan sholat.
Membawa kantong plastik
Di Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah, pengurus menyediakan plastik pembungkus digantungkan di pintu masuk. Jamaah tidak terlalu kawatir dengan sandalnya, mengingat ribuan orang dari berbagai negara ada di tempat yang sama.
Cara semisal bisa kita adopsi, bisa sangu plastik kalau ke masjid besar atau sedang safar (perjalanan). Sandal atau sepatu dimasukkan plastik, biar rapi saya masukkan lagi ke totte bag. Kemudian memilih posisi duduk di shaf dekat tembok, atau shaf dekat tiang.
Lagi-lagi memang agak merepotkan, tapi demi keamanan mengapa tidak.
Menyimpan di loker atau tempat penitipan
Biasanya di masjid besar, yang barada di pusat kota atau pusat keramaian atau perkantoran. Pengurus masjid menyediakan loker atau tempat penitipan sandal/ sepatu, biasanya letaknya di sudut halaman atau teras masjid. Tidak ada salahnya memanfaatkan fasilitas ini, toh membayar hanya dua ribu bahkan seikhlasnya.
Di beberapa masjid, selain dititip ada juga yang menawarkan jasa menyemir sepatu. Sehingga sepatu yang dititip, diambil dalam keadaan bersih dan hitam.