Kebingungan saya dijawab tuntas, oleh Henov selaku Head Coach LEAD IndiHome.
Analogi coach Henov sangat masuk akal, menyepadankan cabor eSport dengan cabor catur.
Bahwa di eSport dibutuhkan kerjasama dan keseimbangan, antara otak dengan kecepatan tangan.
Saya sangat sepakat, bahwa eSport membutuhkan strategi dan team work.
Point reaction time memegang peranan penting eSport, dan sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik/ tubuh.
Sehingga atlet eSport  juga butuh latihan rutin, guna meningkatkan skill, menguasai trik dan strategi permainan, kerjasama team, disiplin, serta menjaga pola makan sehat.
Seorang atlet eSport musti ditempa sportsmanship-nya, sebagaimana atlet cabang olahraga lain.
Dan LEAD menjadi wadah membina talenta-talenta baru atlet eSport, agar menjadi atlet eSport yang tangguh dan berkarakter.
LEAD dibagi menjadi tiga fase, yaitu kualifikasi (dari seluruh pendaftar dipilih 8 team --masing-masing team 5 orang) , Development (training, ujian, dsb- disaring menjadi 14 orang), dan Graduation (team terpilih dibukakan kesempatan invited tournament international).
Orangtua yang dengan anak hobi games, kenapa tidak sekalian diarahkan dibina menjadi atlet eSport.