Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Salurkan Hobi Games Anak agar Menjadi Atlet Esport

16 Oktober 2021   15:56 Diperbarui: 17 Oktober 2021   10:23 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: cermati.com

Kompasianer, gaung PON XX Papua 2021 begitu terasa.

Event akbar yang digelar di tengah masa pandemi, kelak akan menjadi catatan sejarah di kemudian hari.

Etapi, Kompasianer memperhatikan nggak.

Bahwa di PON tahun ini ada cabang olahraga eSport, dan bagi saya hal ini sangat menarik serta menjadi hal baru (inovatif).

Nah, menyoal eSport, IndiHome meluncurkan Limitless Esport Academy (LEAD).

Adalah akademi eSport dengan konsep athlete enablement, memberdayakan dan melatih seorang gamer (player), menjadi professional player (pro-player) yang bermental atlet.

Waw, games yang setahu saya hanya untuk mengisi waktu/ gabut, ternyata memiliki value lebih.

Games yang semula hanya sekedar hobi, ternyata bisa disulap menjadi kegiatan sarat prestasi sebagai bagian dari aktivitas tanpa batas.

Seketika keyakinan saya bertumbuh, bahwa inovasi olahraga elektronik (eSport) di Indonesia niscaya memiliki masa depan bagus.

Layaknya  profesi kekinian ditekuni generasi millenial, semisal youtuber, selebgram, tiktokers. Sangat mungkin atlet eSport, menjadi profesi menjanjikan di masa depan.

Kalau di cabang olahraga/ cabor (misalnya) bulu tangkis atau sepak bola, ada perusahaan yang menyediakan diri membina atletnya.

Kemudian telah lahir nama-nama atlet dengan prestasi dunia, mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Saya meyakini bahwa LEAD, akan menjadi cikal bakal lahirnya atlet eSport dengan prestasi dunia.

Sangat mungkin nama bangsa terangkat, dari  olahraga yang sedang ngetren saat ini.

--------

Mendengar dan menyimak informasi, bahwa inovasi games bisa sedahsyat ini.

Sebagai orangtua, seketika pandangan saya terhadap anak minta dibelikan paket games dan mantengin game mulai bergeser.

Sebelumnya di benak saya, bahwa games Mobile Legend (ML),  Free Fire, PUBG  membuat anak abai dengan waktu dan cenderung sia-sia.

Stigma tersebut sekarang terbantahkan,  aneka games memiliki benefit yang luar biasa.

Dyah Rosyda-dokpri
Dyah Rosyda-dokpri

Menurut Dyah Rosyida, Srikandi Gamer IndiHome, bahwa sebelum 2020 games belum dianggap karena tidak ada urgensinya. Tetapi setelah 2020, (setelah melalui proses) games bisa dikategorikan dalam eSpot.

Ya, saat ini siapapun bisa main games.

Games tersedia di berbagai device, yang setiap hari dibawa kemana pergi. Bahkan Indonesia dinobatkan menjadi King of Mobile Games.

Masih menurut ibu Syida, di China standart anak bermain games adalah 2 jam/ hari.

Kalau melebih waktu tersebut, orangtua bisa mulai ngobrol lebih intens dengan buah hati. Kemungkinan anak memiliki passion di dunia games, yang bisa dikembangkan dan menjadi prestasi.

Dunia olahraga berkembang, setiap orang dituntut beradaptasi dengan perkembangan jaman.

Para orangtua musti jeli kemampuan buah hati, sebisa mungkin jangan mematahkan potensi yang dimiliki anak.

Termasuk ketertarikan anak, di dunia games.

Tetapi tidak semua pro player adalah atlet eSport, namun atlet eSport sudah pasti seorang pro-player.

Salurkan Hobi Games Anak agar Menjadi Atlet eSport 

Sungguh, saya sangat mengapresiasi langkah IndiHome dengan LEAD-nya.

Telah membentangkan jalan, bagi anak muda yang memiliki ketertarikan di olahraga elektronik/ eSport.

Awalnya saya agak bingung, bagaimana ceritanya games bisa dimasukan cabang olahraga.

Kebingungan saya dijawab tuntas, oleh Henov selaku Head Coach LEAD IndiHome.

Analogi coach Henov sangat masuk akal, menyepadankan cabor eSport dengan cabor catur.

Bahwa di eSport dibutuhkan kerjasama dan keseimbangan, antara otak dengan kecepatan tangan.

Coach Henov - dokpri
Coach Henov - dokpri

Saya sangat sepakat, bahwa eSport membutuhkan strategi dan team work.

Point reaction time memegang peranan penting eSport, dan sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik/ tubuh.

Sehingga atlet eSport  juga butuh latihan rutin, guna meningkatkan skill, menguasai trik dan strategi permainan, kerjasama team, disiplin, serta menjaga pola makan sehat.

Seorang atlet eSport musti ditempa sportsmanship-nya, sebagaimana atlet cabang olahraga lain.

Dan LEAD menjadi wadah membina talenta-talenta baru atlet eSport, agar menjadi atlet eSport yang tangguh dan berkarakter.

LEAD dibagi menjadi tiga fase, yaitu kualifikasi (dari seluruh pendaftar dipilih 8 team --masing-masing team 5 orang) , Development (training, ujian, dsb- disaring menjadi 14 orang), dan Graduation (team terpilih dibukakan kesempatan invited tournament international).

Orangtua yang dengan anak hobi games, kenapa tidak sekalian diarahkan dibina menjadi atlet eSport.

Ternyata prestasi anak di eSport, bisa dimulai dan  wujudkan dari rumah.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun