Menyoal rejeki keluarga, sejatinya bukan suami semata memegang peran.
Istri dan anak membawa rejeki sendiri, kepala keluarga berfungsi (tak lebih) sebagai perantara.
------
Pergantian bulan Juni ke Juli lalu, saya merasa berada di titik bawah.
Pekerjaan sedang sepi karena dibatalkan, bersamaan itu belahan jiwa diuji sakit.
Seketika saya mengambil alih pekerjaan rumah, dari pagi sampai ketemu pagi.
Beruntung sedari kecil, orangtua membiasakan saya mengerjakan pekerjaan rumah.
Ketika istri sakit saya menyapu lantai, mencuci baju dan setrika, menanak nasi (sayur membeli), menggoreng lauk saya lakukan sendiri.
Belum lagi menyeka istri di pagi hari, menyuapi, minum obat, menyiapkan air hangat untuk mandi dan seterusnya.
Pada saat bersamaan anak-anak sekolah dari rumah, otomatis si ayah mengurus keperluan mereka.
Terutama anak gadis, biasanya banyak tergantung dengan ibunya. Â Â