Rasulullah sosok mulia, semasa kanak kemudian memeroleh wahyu kenabian, sampai menjelang wafat. Â Keteladannya diukir dengan tinta emas, bahkan sepanjang jaman.
Tak terbilang liku-liku terjal Beliau lalui, tetapi bersamaan itu keajaiban- keajaiban terjadi.
Misalnya saat hendak hijrah ke Syam dan dikejar kaum musrikin, Beliau dan sahabat bersembunyi di sebuah gua (satu-satunya di tengah padang pasir).
Ketika pengejar berada persis di depan gua, dalam situasi genting itu keajaiban terjadi.
Mendadak di mulut gua ada jaring laba-laba dan sarang burung (terkesan sudah lama), secara logika mustahil dilewati orang .
Karena kalau diterobos benda (orang), niscaya jaring laba-laba rusak dan burung tidak bakal membuat sarang di tempat tersebut.
Selembar demi selembar, buku yang ditulis Prof. Muhammad Ridha saya telusuri dan resapi.
Beberapa bagian saya baca ulang, tersebab tertarik dengan kejadian atau cara penyampaian.
Sepanjang kehidupan Kanjeng Nabi penuh hikmah, bertabur keajaiban karena setiap keputusan diaminkan semesta. Â
Lalu, kita manusia penuh dosa.Â
Bagaimana, setitik saja keajaiban bisa dialami?