"Kalau pengen, beli saja di warung yu Sri" ujar ibu
Ibu ada benarnya, ditimbang antara ribet mengolah dengan harga membeli memang tak sepadan.
Seingat saya, satu teng-teng -- kala itu-- dihargai duapuluh lima rupiah. Setara dengan harga segelas es syrup, atau seharga semangkok rujak buah.
Jangan kaget kompasianer, tahun 80-an uang sebesar itu sudah bisa dipakai jajan.
Sementara memegang uang seratus perak, rasanya sudah banyak untuk anak usia SD ---ketauan umur deh, hehehe.
Tetapi saya mengakui, bahwa camilan teng-teng memiliki tempat di hati ini.
----
Waktu dengan cepatnya berlalu, separuh umur lebih saya lewati di tanah rantau.
Alhasil, teng-teng jarang ditemui bahkan cenderung terlupakan.
Hingga saya menemukan website, yang memudahkan penggunanya jelajah camilan Indonesia.
Adalah omiyago.com , web yang menyediakan aneka camilan dan makanan khas bumi pertiwi.