Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Orangtua Jangan Tersulut Emosi Saat Anak Berantem dengan Sebaya

5 Juli 2021   22:38 Diperbarui: 8 Juli 2021   23:18 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar | Sumber: lifesylekompas

-----

Minggu siang, saya dikejutkan suara kencang dari luar pagar rumah. Suara setengah teriak, di sela-sela tangisan anak kecil.

"Paaaak, ini anaknya yaa" 

Saya dan istri mendengar dari dalam, tak segera beranjak. Bersitatap, mengira-ngira suara siapa yang terdengar berap-api dari luar.

Kebetulan di rumah sebelah, ada orang baru yang menyewa. Masih terhitung tetangga baru karena tinggal baru hitungan bulan. Kami belum saling mengenal dan belum ngobrol.

sumber gambar | Sumber: lifesylekompas
sumber gambar | Sumber: lifesylekompas
Sementara dengan empunya rumah, hubungan kami cukup baik. Terutama istri sering dititipi pesan, kalau ada yang berminat menyewa atau membeli rumah.

Kami tetangga kanan kiri juga ditawari rumah. Tetapi saya belum menyanggupi, mengingat harga dibuka untuk ukuran saya lumayan tinggi.

"Paaaak, buuu," teriakan kedua terdengar.

Saya dan istri semakin terhenyak, seperti membuat kesepakatan dalam diam. Dengan sedikit gerakan kepala istri, saya paham tugas si ayah keluar menghadapi orang sedang teriak.

Sembari bergegas ke teras, saya mendapati anak wedok nangis di sudut ruang tamu. Feeling saya bekerja bahwa baru saja terjadi "perang" antar anak.

Dan semakin mengerucut kesimpulan, bahwa di depan rumah adalah tetangga sebelah rumah. Suara tangisan di luar, adalah tangisan anak tetangga.

Orangtua Jangan Tersulut Emosi Saat Anak Berantem dengan Sebaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun