Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belanja Kebutuhan Lebaran Sebaiknya Jangan Berlebihan

7 Mei 2021   18:58 Diperbarui: 7 Mei 2021   18:59 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saat naik kereta, saya mendengar pengumuman bahwa pintu masuk dan keluar Stasiun Tanah Abang ditutup. Rekayasa ini menyikapi kejadian sehari sebelumnya, yaitu melonjaknya pengunjung pasar Tanah Abang.

Video suasana pasar sempat viral dan treding di twitter, saya miris melihatnya dan komentar kebanyakan netijen adalah menyayangkan.

Melihat video tersebut, mengingatkan saya pada kejadian serupa di India. Masyarakat berbondong mandi di sungai gangga, mereka merayakan acara keagamaan. Sebelumnya angka covid memang dinyatakan turun, tetapi setelah euforia itu menyebabkan terjadinya tsunami covid.

Lebaran di negeri +62, identik dengan semua serba baru. Mulai dari pakaian dan perlengkapannya, kemudian alat-alat eletronik, perabot, furniture, kendaraan. Sungguh mengherankan, praktek konsumerisme dilakukan justru setelah bulan, kita dilatih untuk menahan hawa nafsu.

Kadang saya pengen tahu, siapa ya dulu yang memulai.  Hingga bisa menjadi budaya seperti ini, dan bertahan bertahun-tahun. Sampai semesta menghentikan, melalui wabah virus Covid-19.

Kalau mau jujur, masyarakat kita termasuk lapar segalanya (untuk alasan belanja). Kalau punya duit bawaannya tidak betah di rumah, penginnya ke pasar dan buru-buru belanja.

Lebih lagi menjelang lebaran datang, hasrat ingin tampil beda tak bisa dibendung. Maunya pakai baju baru, mukena baru, peci baru, sajadah baru dan seterusnya (jatunya pamer).

Oke, kalau kondisinya tidak pandemi, bisa dimaklumi. Tetapi sekarang berbeda, wabah sedang melanda dan kita ingin mencontoh India.

Ayolah agak ditahan, atau lebih baik belanja via online.

-----

Ramadan mewajibkan umat muslim berpuasa, berpuasa bisa diartikan menahan diri dari segala hal yang berlebihan. Sejatinya hawa nafsu adalah pemantik sikap berlebihan, manusia dibekali akal (ruh) sebagai senjata untuk memerangi ( baca mengelola) nafsu.

Hawa nafsu terhadap segala hal tidak baik, bisa dalam makan dan minum, atau dalam berkata-kata dan bercanda, bertingkah laku, berinteraksi dengan teman dan seterusnya. sebaiknya sesuai porsinya, agar kelembutan hati bisa terjaga

Termasuk hawa nafsu dalam belanja, kebetulan sekarang kita sedang menyambut lebaran. Tak ada salah dengan berbelanja (saya tidak anti), tetapi sebaiknya jangan berlebihan.

Oke, kita butuh kue untuk menjamu tamu. Oke kita butuh bahan makanan, dimasak bertepatan dengan hari kemenangan, kita butuh uang lembaran baru untuk angpao.

Tapi bukankah bertamu dan atau berkemun untuk lebaran saat ini, sebaiknya dihindari atau dtiadakan. Demi kebaikan kita semua, sementara dilakukan melalui virtual.

Belanja Kebutuhan Lebaran Sebaiknya Jangan Berlebihan

Menyoal belanja jelang lebaran, beruntung sikap saya semisal dengan sikap istri. Yaitu belanja semampunya alias tidak memaksakan diri, baik dalam hal makanan, pakaian dan hal-hal menyangkut lebaran.

Lebaran tahun ini, setidaknya stok kue lebaran sudah siap (padahal belum niat belanja). Beberapa kolega mengirim parcel, dan kami anggap sebagai rejeki yang tiba di saat yang tepat.

Soal pakaian jangan ditanya, sudah bertahun- tahun kami tak biasa membeli baju bertepatan hari raya. Kemudian kebiasaan ini dilihat dan diikuti anak-anak, mereka tak mau pusing dengan baju baru untuk lebaran.

Tetapi kami tetap memantaskan diri, dengan memberi suguhan yang baik saat tamu datang, dan berpenampilan dengan baju terbaik kami miliki. Toh pakaian yang baik, tidak selalu harus membeli yang baru.

Lebaran seharusnya menjadi kelanjutan Ramadan, tetap menahan diri dari sikap berlebihan. Karena kalau lepas Ramadan, sikap kita kembali seperti sedia kala (sebelum Ramadan). Lalu bagaimana keberhasilan puasa kita, jangan-jangan Ramadan tidak ada efeknya.

Belanja kebutuhan lebaran sebaiknya jangan berlebihan. 

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun