Saya tidak bertanya lebih jauh, mengapa anak-anak sebegitu semangat berpuasa. Apakah mereka mengalami kejadian, seperti ayahnya dulu dengan teman sepermainan.
Tetapi nyatanya, (setau saya) dari TK B sampai sekarang (anak-anak besar) mereka menjalankan sehari penuh. Tak perlu dibujuk ini dan itu agar tak batal puasa, tak usah diiming-iming dengan hadiah di saat lebaran.
Kebetulan anak lanang cukup dekat dengan ayahnya, kemana saya pergi jagoan ini ngintili. Kesempatan ini tak saya sia-siakan, mengajaknya untuk taraweh, tadarus, itikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Menurut saya cara paling efektif mengajari ibadah kepada anak, tak ada lain kecuali orangtuanya memberi contoh. Dengan sekali keteladanan, telah meniadakan berbusa-busa nasehat.
Rasanya lucu orangtua yang menasehati anak rajin sholat, sementara dirinya tak pernah menegakkan (salah satu) rukun islam tersebut. Dan sangat aneh, minta anak berpuasa tetapi si ayah makan minum di siang hari.
Kalau puasa saja tidak, apalagi taraweh, apalagi tadarus, qiyamul lail, khataman quran, itiqaf, hadir di kajian  dan tausiyah dan lain sebagainya.
Maka menurut saya, membelajari diri dulu baru mencontohkan kepada anak menjadi cara ideal mengajari anak ibadah di bulan Ramadan.
Anak Belajar Shaum dari yang Bedug dan Ibadah Ramadan Lainnya
Di sebuah webinar,saya tercerahkan dengan penjelasan narasumber Dr. Mesty Ariatedjo Spk, dokter spesialis anak. Bahwa belajar puasa pada semua anak, sebenarnya tidak ada patokan umur yang pasti. Tetapi di umur 4 tahun, saluran pencernaan kosong/ terasa lapar sekira setiap 4 jam.
Mendengar penjelasan ini, saya jadi menyambungkan dengan puasa bedug atau puasa setengah hari. Puasa bedug bisa disemisalkan dengan puasa sekitar 4 jam-an (atau nambah dikit sih).
Masih menurut narsum, anak yang belajar berpuasa sebaiknya didukung dengan asupan nutirisi yang memadai. Seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, sayur dan buah.
Asupan yang membantu mempertahankan rasa kenyang, bisa didapat dari (terutama) protein, lemak, dan serat. Protein  hewani terdapat pada daging, ayam, telur, susu. Sedang protein nabati, bisa didapatkan misalnya pada jagung dan alpokat.