"sesunguhnya itu adalah hutang ya Akasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku terima hal yang sama,"Â jawab Rasul.
Singkat cerita Akasyah hendak membalas, tetapi sahabat riuh dengan kelancangan Akasyah terhadap Nabi. Â Bahkan beberapa sahabat rela dicemeti, sebagai pengganti agar Nabi dibebaskan dari balasan. Akasyah geming dan semakin menjadi-jadi.
"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju ya Rasulullah", mendengar demikian semua yang hadir semakin geram.
Nabi yang dalam kondisi lemah menuruti, beliau membuka baju tampak beberapa buah batu diikat di perut tanda menahan lapar (Subhanalloh)
"Wahai Akasyah bersegeralah dan janganlah berlebih-lebihan. Nanti Alloh akan murka kepadamu,"
Akasyah menghampiri Rasulullah, tangan yang memegang cemeti itu lunglai. Cemeti dilempar, lalu Akasyah memeluk Rasulullah seerat-eratnya  sambil menangis.
"Ya Rasulullah, mana ada manusia sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah".
Rasulullah dalam keadaan sakit berkata," wahai sahabat- sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Syurga, maka lihatlah Akasyah."
Saya merinding dengan banyak kisah di tempat mulia, semulia Masjid Nabawi. Masjid yang dibangun oleh orang-orang mulia, bukti kesetian kepada manusia sempurna di langit dan bumi.
Masjid Nabawi menjadi saksi perjuangan Nabi dan para sahabat, menghunjamkan kisah-kisah penabur benih keimanan. Sebagai tonggak kebangkitan Islam, agama yang membawa rahmat bagi alam. Makasaya tak ragu menyatakan, bahwa Masjid Nabawi masjid klangenan ati (dirindukan dan selalu ada di hati).
Semoga bermanfaat.