Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Berjiwa Besar dan Mau Mengalah Melalui Komunitas

16 November 2020   05:16 Diperbarui: 17 November 2020   05:33 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sependek pengalaman saya, (sebenarnya) banyak manfaat bisa dipetik dari berkomunitas.

Melalui komunitas, siapapun punya kemungkinan untuk merealisasikan gagasan. Dengan berkomunitas pula, setiap anggotanya bisa mengembangkan potensi diri. Tapi berkembang tidaknya individu di komunitas, sepenuhnya terpulang pada si individu itu sendiri.

.

Sejak berseragam biru putih, saya mulai berkenalan dengan organisasi. Kala itu ditunjuk menjadi pengurus OSIS, sebuah prestise yang tidak didapati oleh setiap siswa (begitu kesan saya tangkap). Nyaris di semua kegiatan sekolah, nama saya tercantum sebagai panitia.

Ketika susunan panitia di pasang di papan pengumuman, rasanya rongga dada ini mendadak penuh sesak. Meskipun sejatinya, di OSIS peran saya tidak lebih sebagai penggembira saja.

Ketika ada acara perpisahan, idul qurban dan sebagainya, saya ada di sie perlengkapan. Sebelum dan sesudah kegiatan, tugas saya bagian angkat angkat meja kursi dan urusan per-otot-an :) .

Meskipun saat berangkat dari rumah, dadanan terlihat rapi memakai dasi, baju putih, celana hitam dan sepatu kulit (kalau diingat-ingat, seperti peladen di kondangan---hehehe).

dokpri
dokpri
Kemudian berlanjut di bangku SMA dan kuliah, nama saya masih ada di kepengurusan OSIS dan Senat. Lumayan ada peningkatan peran, saya sudah tidak dibagian angkat-angkat.

Suara saya didengar, bahkan cukup punya peran penting di beberapa kegiatan. Meskipun saya tidak bisa terlalu aktif, karena kuliah nyambi bekerja.

Selepas kuliah, kegiatan berkomunitas tidak serta merta berhenti. Dengan beberapa teman di Surabaya, pernah menginisiasi kegiatan berkaitan dengan pemulung.

Pun di Kompasiana..

-------

Saya mulai membuat akun dan menulis di Kompasiana, pada bulan April 2014. Bekerja sebagai marketing freelancer, membuat saya punya keleluasaan mengatur waktu.

Banyak kegiatan offline di Kompasiana, akhirnya bisa saya ikuti. Di masa seringnya kegiatan Kompasiana Nangkring, nama saya kerap ada di antara daftar peserta.

Kegiatan di kantor Kompasiana th 2014- dokpri
Kegiatan di kantor Kompasiana th 2014- dokpri
Saya juga ikut di Kompasiana Blogshop, Kompasiana Visit, Kompasiana Kopiwriting, dan lain sebagainya.

Setelah kenal dengan salah satu admin Kompasiana, tahun 2015 diminta membantu menggawangi KOMiK (Komunitas Pecinta Film) .

Pada tahun 2019, kaki ini ada di dua Komunitas, yaitu KOMiK (sebagai admin tidak terlalu aktif) dan Ketapels (Kompasianers Tangerang Selatan Plus).

Baru tahun 2020, saya fokus sebagai pengurus Ketapels. Kemudian pada bulan Juni 2020, ditunjuk (baca: dipaksa-hehehehe) sebagai Ketuanya.

Belajar Berjiwa Besar dan Mau Mengalah Melalui Komunitas

Suasana berkomunitas di manapun, (menurut saya) nyaris tidak terlalu jauh beda. Sang pencetus ide, idealnya dia yang memiliki peran dominan.

Apalagi pada komunitas baru, setiap kegiatan (boleh dikata) dilakukan seperti kerja bakti. Karena biasanya non profit, maka berlanjut tidaknya kegiatan (di komunitas) tergantung si pemilik gagasan.

Tetapi di sisi lain, saya mengambil hikmah melalui komunitas. Betapa bisa membuka kesempatan, melatih berjiwa besar dan mau mengalah.

dokpri
dokpri
Sangat mungkin, karena faktor kesibukan setiap anggota. Terpaksa musti bergerak sendiri, daripada ide tinggal menjadi sebuah wacana.

Begitulah dinamika berkomunitas, pahit dan getir adalah batu ujian yang membuat sikap dan wawasan pelakunya terasah. Tetapi yakinlah, bahwa tidak ada yang sia-sia di semesta, apabila setiap kegiatan dilakukan dengan sungguh dan senang hati.

Saya pernah menyimak sebuah kajian, tanda apa yang kita kerjakan ada manfaatnya.

Bagi si pelaku ditumbuhkan sikap, terpacu untuk membuat kegiatan lagi dan lagi. Setiap melihat orang lain bahagia, atas apa yang telah dilakukan. Seketika memotivasinya, berusaha berbuat yang lebih baik.

Kegiatan sosial komunitas Ketapels di Panti Lansia Berdikari Tiga Raksa- dokpri
Kegiatan sosial komunitas Ketapels di Panti Lansia Berdikari Tiga Raksa- dokpri
Mendengar kajian subuh tersebut mengingatkan saya pada sebuah hadist.

"Khairunnas Anfa Uhum Linnas", sebaik- baik manusia adalah yang banyak manfaatnya.

Berkomunitas pasti ada suka dan duka, maka perlu dibarengi dengan komitmen. Berkomunitas adalah kesempatan, belajar berjiwa besar dan mau mengalah.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun