-------
Saya mulai membuat akun dan menulis di Kompasiana, pada bulan April 2014. Bekerja sebagai marketing freelancer, membuat saya punya keleluasaan mengatur waktu.
Banyak kegiatan offline di Kompasiana, akhirnya bisa saya ikuti. Di masa seringnya kegiatan Kompasiana Nangkring, nama saya kerap ada di antara daftar peserta.
Setelah kenal dengan salah satu admin Kompasiana, tahun 2015 diminta membantu menggawangi KOMiK (Komunitas Pecinta Film) .
Pada tahun 2019, kaki ini ada di dua Komunitas, yaitu KOMiK (sebagai admin tidak terlalu aktif) dan Ketapels (Kompasianers Tangerang Selatan Plus).
Baru tahun 2020, saya fokus sebagai pengurus Ketapels. Kemudian pada bulan Juni 2020, ditunjuk (baca: dipaksa-hehehehe) sebagai Ketuanya.
Belajar Berjiwa Besar dan Mau Mengalah Melalui Komunitas
Suasana berkomunitas di manapun, (menurut saya) nyaris tidak terlalu jauh beda. Sang pencetus ide, idealnya dia yang memiliki peran dominan.
Apalagi pada komunitas baru, setiap kegiatan (boleh dikata) dilakukan seperti kerja bakti. Karena biasanya non profit, maka berlanjut tidaknya kegiatan (di komunitas) tergantung si pemilik gagasan.
Tetapi di sisi lain, saya mengambil hikmah melalui komunitas. Betapa bisa membuka kesempatan, melatih berjiwa besar dan mau mengalah.