Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Kegemukan Membuat Wajah Terlihat Lebih Tua?

14 Oktober 2020   08:37 Diperbarui: 14 Oktober 2020   08:45 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu gemuk, saya punya pengalaman kurang mengenakkan (untuk ukuran saya).

Tetapi uniknya, tidak serta merta menjadi pelajaran dan memotivasi diri untuk berubah.

Saya masih ingat, ketika masuk menjadi karyawan baru di sebuah kantor media massa.

Hari senin dan kali pertama ikut meeting, Manager (sekaligus pimpinan meeting) meminta saya memperkenalkan diri.

Seluruh perhatian peserta di ruangan, sontak tertuju pada saya kala itu.

Setelah berkisah sedikit tentang pengalaman kerja, dilanjutkan sesi tanya jawab sebentar.

Ada satu teman yang (sekira) usia sepantaran, sempat bingung memilih sebutan untuk saya.

Pertama kali yang keluar dari mulutnya adalah mas, tapi pada  sebutan kedua langsung dikoreksi dengan sebutan Pak.

Padahal waktu itu saya masih bujangan, dan teman ini sudah menikah dengan satu anak.

Tetapi dari sisi fisik memang saya lebih besar, dengan tinggi beberapa centi di atas teman ini.

Selepas meeting saya mengakrabi teman yang bertanya, dalam kondisi santai saya mencari tahu alasan tentang koreksi sebutan.

Teman ini mengira usia saya jauh lebih tua, karena kesan ditangkap saat melihat untuk pertama kalinya .

Jujur saya sempat kesal dan introspkesi diri, apakah muka ini tampak sebegitu tua, sehingga musti ada kejadian ralat penggilan.

Usia saya saat itu belum genap tigapuluh tahun, dan masih sangat pantas dipanggil mas atau dengan nama saja (setelah kenal baik).

Sebenarnya kejadian ralat panggilan, tidak hanya sekali saya alami.  Pernah pada situasi dan waktu yang berbeda, saya mengalami hal yang serupa.

Seperti saat urus STNK di kantor Samsat, pernah juga waktu nongkrong di angkringan pinggir jalan (semasa di Surabaya) dsb.

Kemudian saya paham penyebabnya, salah satunya adalah fator perawakan yang stereg (begitu sahabat saya mengistilahkan -- atau kata lain gemuk).

Kemudian saya kurang mengikuti gaya berpakaian, jadi klop sudah kalau akhirnya tampak lebih tua.

Anehnya, niat diet itu belum juga terpantik. Saya masih tetap sebagai pengonsumsi segala makanan, tanpa pilih dan pilah , tanpa peduli jam makan.

Rasa jengkel akibat ralat panggilan, terjadi hanya sesaat dan sama sekali tidak mengubah apapun.

Alhasil badan ini semakin melar,  sampai saya akhirnya menemukan pencerahan.

dokpri
dokpri
Titik balik itu datang, ketika suatu malam mendapati badan ini tumbang (saya pernah ulas di artikel lain di Kompasiana).

Sakit malam itu membawa hikmah, membuahkan semangat untuk berubah dan membalik mindset.

Kejadian malam hari pada empat tahun silam itu (2016), menjadi alasan kuat mengurangi kelebihan lemak. Sampai akhirnya, saya mendapati penampilan baru.

-----

Saya pernah membaca artikel tentang usia, bahwa usia bisa dilihat dari sudut kronologis dan fisiologis.

Usia kronologis adalah usia berdasarkan tahun kelahiran seseorang, sedangkan usia fisiologis adalah usia yang didasarakan fungsi tubuh yang masih baik.

Maka jangan kaget, orang yang dari sisi kronologis masih (misal) 25 tahun, tetapi dari fisiolgis membuatnya dia tampak lebih tua.

Persis seperti kejadian ralat panggilan saya alami, teman ini sempat mengira usia saya lebih tua lima tahun dibanding usia asli saya---kesel yak, hehe.

Menurut dr. Ulfi Umroni, pengasuh rubrik tanya jawab di sebuah portal kesehatan.

Tubuh gemuk bisa menyebabkan metabolisme kurang seimbang, peredaran darah kurang optimal, dan  suplai oksigen kurang optimal.

Kelebihan berat badan juga menyebabkan penurunan fungsi otak, gangguan tidur, kurang bergerak dan meningkatkan stress.

dokpri
dokpri
Membaca beberapa penyebab ini, saya seperti menemukan benang merah, pada rentetan kejadian-kejadian yang pernah saya alami dan rasakan sendiri.

Semesta bekerja demi kebaikan manusia, setiap orang dipertemukan dengan kejadian yang seharusnya menuntun kepada kebaikan dirinya sendiri.

Termasuk kejadian malam memilukan, hasil diagnosa dokter menyampaikan bahwa saya berpotensi terjadi pelemakan hati.

Setelah melewati kejadian itu semua, kini saya mensyukuri apa yang saya alami.

Rasa sakit telah menyadarkan, tentang penting menjaga pola makan dan aktif bergerak (sesuai usia),

Setahun setelah diet --- Ada satu kejadian membuat saya sedikit GR (gede rasa), ketika dari belakang dikejutkan oleh sebuah sapaan ( setelah menoleh ternyata teman lama).

"Ini Agung kan" dia melihat saya dari ujung rambut sampai ujung kaki, "sekarang kok muda-an".

Kejadian serupa terulang beberapa kali, bahkan ketka bersua dengan teman yang mengoreksi sebutan di kantor media massa.

Menurut beberapa teman lama, penampilan baru saya (dengan tubuh lebih kurus) membuat tampak lebih muda.

Tapi perlu saya tekankan, niatkan diet untuk sehat. Karena kalau badan sehat, kita lebih leluasa berkegiatan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun