(Halaman 123 - Membasuh Luka Pengasuhan)
--------
Membaca lembar demi lembar, menelusuri bab demi bab buku "Membasuh Luka Pengasuhan". Emosi ini terasa diaduk tetapi juga diarahkan, begitu pada bab 7 "Hati yang Medeka: Berdaya dan Bahagia" seperti mendapatkan muara dari bab-bab sebelumnya.
Saya tersadarkan, bahwa hidup tidak melulu tentang hal ideal menyenangkan. Siapapun pasti mengalami luka dan luka.Â
Tetapi bahwa hidup tidak ada yang sia-sia ( termasuk luka), saya sepenuhnya mengaminkannya.
Karena hanya orang yang pernah jatuh atau terluka, bisa menemukan (atau menjadikan) motivasi sebagai titik balik dan bangkit menjadi lebih kuat.
Orang yang bangun setelah tumbang, lazimnya akan menjadi pribadi lebih arif dan pemaaf (karena memaafkan ternyata menenangkan).
Maka tak berlebihan, jika Diah Mahmudah sang penulis pada halaman 142 menuliskan inspirasi dari Seligman "Orang yang jiwanya bahagia adalah yang memaafkan masa lalu, mensyukuri setiap nikmat di masa kini serta optimis menatap penuh keyakinan ke masa depan".
----
Saya tidak merasa kelelahan atau bosan dengan buku ini, mengingat penataan halaman sangat menarik dengan warna pink dominan.
Illustrasi berupa gambar kartun, kolom isian mengajak pembaca mengevaluasi diri, kemudian kalimat kunci diberi ruang lebih dengan ukuran front lebih besar.