Bunda sekelam apapun masa lalumu, kau masih punya waktu merajut asa di masa depan.
Sedalam apapun luka pengasuhanmu, kau masih bisa mewujudkan segala mimpi dan harapan
Luka itu memberimu kekuatan dan yakinlah..
Selalu ada cahaya setelah gelapnya malam
Dandiah Care Center
"Ini buku, buat para bunda," benak ini bergumam.
Melihat gambar di cover depan, melihat warna dominan pink tua di cover belakang. Sangat meyakinkan kesan pertama saya itu, bahwa buku "Membasuh Luka Pengasuhan" karya Diah Mahmudah dan Dandy Birdy" dipersembahkan buat para ibu.
Dan benar perkiraan saya, begitu membuka halaman awal di belakang sampul buku.Â
Eit's, tunggu dulu. Para ayah tidak dilarang membaca, justru wajib turut serta agar bisa menyelami perasaan bunda.
----
Pernah nggak, Kompasianer mendapati istilah atau sosok "unwanted child"?
Adalah anak yang tidak diinginkan kehadirannya, sehingga anak kurang asupan kasih sayang. Kasihan ya.
Ada beberapa penyebab terjadinya unwanted child, satu diantaranya tidak sesuai diharapkan orangtua. Misalnya, saat hamil ayah dan ibu pengin anak laki-laki, karena sudah punya (misal) dua anak perempuan. Tetapi ternyata yang lahir anak perempuan lagi.
Atau bisa karena faktor lingkungan, orang di sekitar mencibir kalau si ibu sering hamil dan disamakan dengan kucing. Maka selama mangandung janin si ibu sengaja disembunyikan, bahkan perut dicubit atau disakiti hingga saat melahirkan juga dengan diam-diam.
Silakan kompasianer bisa kasih contoh yang lain..
Pada beberapa kasus, tak jarang ekspresi penolakan ibu (atau ayah juga) itu berlanjut, dari anak yang belum paham sampai akhirnya memahami sikap sang ibu.
Secara tidak sadar penolakan ibu tersampaikan, baik dalam bentuk ucapan, bahasa tubuh, raut muka yang  terus ditampilkan ke anak.
"Anak tidak tahu alasan mengapa dirinya mengalami penolakan. Hanya ia merasakan berbagai pilu hati tanpa sanggup melawan. Rasa sakit yang akhirnya membekas menjadi  luka pengasuhan". (halaman 19 -- Buku Membasuh Luka Pengasuhan)
Anak yang tumbuh dengan luka pengasuhan, maka dia diasosiasikan dengan istilah "Inner Child". Menurut Jhon Bradshaw dalam bukunya "Homecoming Reclaiming and Championing Your Inner Child -1990".
Innerchild adalah pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik.Â
Orang dewasa bisa memiliki kondisi berbagai macam inner child, yang dihasilkan oleh pengalaman positif dan negatif yang dialami di masa lalunya, inner child juga muncul pada orang dewasa dalam bentuk perilaku atau keadaan emosi yang tidak diketahui.
Kalau para ibu memiliki inner child, bukan tidak mungkin mempengaruhi kondisi psikologisnya dalam bersikap ke anak-anaknya.
Dalam buku ini, dijabarkan bagaimana Islam memiliki konsep pengasuhan. Setidaknya ada 7 hak anak, yang musti dipenuhi orangtuanya.
Yaitu, Hak untuk hidup dan tumbuh berkembang; Mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari siksa api neraka; Hak mendapatkan nafkah dan kesejahteraan; Mendapatkan pendidikan dan pengajaran ; Mendapatkan keadilan dan persamaan derajat; Mendapatkan cinta kasih dan ; Hak untuk bermain.
-----
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/08/img20200708071944-5f051402d541df5fd64a5113.jpg?t=o&v=770)
Saya mengumpamakan seperti mengajari anak naik sepeda, dia sangat berpotensi untuk jatuh dan berdarah. Tetapi setelah dia tak menyerah, maka insting tentang keseimbangan bekerja.
Anak saya sampai jatuh dari sepeda tiga atau empat kali, tumitnya baret dan dengkulnya berdarah. Hari itu menangis, tetapi esoknya mencoba lagi dan akhirnya bisa.
Pun tantangan membasuh luka, semangat musti diupayakan sendiri. Kejatuhan bisa dijadikan moment, untuk kebangkitan diri sendiri.Â
Kita tidak boleh terus merana dan terpuruk dalam sedih, tetapi musti terus berusaha mencari solusi.
Bab 5 di buku ini berjudul "Ingin Membasuh Luka Pengasuhan" sang penulis menjabarkan langkah 5 M untuk membersihkan hati. Yaitu Meluruskan Niat, Memaafkan, Mendoakan, Â Melakukan Birrul Walidain, Melibatkan Allah.
Bayangkan...
Dulu aku begitu alergi mendengar kata "sabarlah"
Dulu aku juga begitu muak mendengar kata "maafkanlah"
Dulu aku begitu terluka dan lelah ingin menyerah
......
......
..
..
Luka itu begitu menghimpitku
Memaafkan buka pula pilihanku
Karena terasa begitu sesak dan berat
Tapi sekarang aku sadar
Inilah pilihan jalan yang tepat
..
...
.....
......
..
..
Dari luka aku banyak belajar
Luka memberiku banyak hal
Luka memberiku banyak kekuatan
Luka membuatku dewasa
.. dan lihat keikhlasan menerima luka
Kan membawaku terbang menuju surga.
(Halaman 123 - Membasuh Luka Pengasuhan)
--------
Membaca lembar demi lembar, menelusuri bab demi bab buku "Membasuh Luka Pengasuhan". Emosi ini terasa diaduk tetapi juga diarahkan, begitu pada bab 7 "Hati yang Medeka: Berdaya dan Bahagia" seperti mendapatkan muara dari bab-bab sebelumnya.
Saya tersadarkan, bahwa hidup tidak melulu tentang hal ideal menyenangkan. Siapapun pasti mengalami luka dan luka.Â
Tetapi bahwa hidup tidak ada yang sia-sia ( termasuk luka), saya sepenuhnya mengaminkannya.
Karena hanya orang yang pernah jatuh atau terluka, bisa menemukan (atau menjadikan) motivasi sebagai titik balik dan bangkit menjadi lebih kuat.
Orang yang bangun setelah tumbang, lazimnya akan menjadi pribadi lebih arif dan pemaaf (karena memaafkan ternyata menenangkan).
Maka tak berlebihan, jika Diah Mahmudah sang penulis pada halaman 142 menuliskan inspirasi dari Seligman "Orang yang jiwanya bahagia adalah yang memaafkan masa lalu, mensyukuri setiap nikmat di masa kini serta optimis menatap penuh keyakinan ke masa depan".
----
Saya tidak merasa kelelahan atau bosan dengan buku ini, mengingat penataan halaman sangat menarik dengan warna pink dominan.
Illustrasi berupa gambar kartun, kolom isian mengajak pembaca mengevaluasi diri, kemudian kalimat kunci diberi ruang lebih dengan ukuran front lebih besar.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/08/img20200708072005-5f05141ed541df063e5d2858.jpg?t=o&v=770)
Beberapa puisi di beberapa bagian bab, mengajak pembaca lebih sumeleh (atau menerima dengan sadar) dengan apapun yang sudah dialami.
Tak berlebihan jika Abah Rama Royani -- Founer Talents Mapping, dan Ayah Irwan Rinaldi -- Penggiat Keayahan. Merekomendasikan buku "Membasuh Luka Pengasuhan", sebagai bacaan untuk para ayah bunda di manapun berada.
O'ya, buku ini adalah bagian dari Trilogi, sementara dua buku lainnya adalah "Ayah Tangguh" dan "Membayar Utang Pengasuhan".
Semoga bermanfaat. Â
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/08/img20200708064602-5f0513c0097f361b1c1496c6.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI