Saya mengumpamakan seperti mengajari anak naik sepeda, dia sangat berpotensi untuk jatuh dan berdarah. Tetapi setelah dia tak menyerah, maka insting tentang keseimbangan bekerja.
Anak saya sampai jatuh dari sepeda tiga atau empat kali, tumitnya baret dan dengkulnya berdarah. Hari itu menangis, tetapi esoknya mencoba lagi dan akhirnya bisa.
Pun tantangan membasuh luka, semangat musti diupayakan sendiri. Kejatuhan bisa dijadikan moment, untuk kebangkitan diri sendiri.Â
Kita tidak boleh terus merana dan terpuruk dalam sedih, tetapi musti terus berusaha mencari solusi.
Bab 5 di buku ini berjudul "Ingin Membasuh Luka Pengasuhan" sang penulis menjabarkan langkah 5 M untuk membersihkan hati. Yaitu Meluruskan Niat, Memaafkan, Mendoakan, Â Melakukan Birrul Walidain, Melibatkan Allah.
Bayangkan...
Dulu aku begitu alergi mendengar kata "sabarlah"
Dulu aku juga begitu muak mendengar kata "maafkanlah"
Dulu aku begitu terluka dan lelah ingin menyerah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!