Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesempatan Berbuat Baik Tak Ubahnya seperti Rezeki

26 Juni 2020   09:06 Diperbarui: 27 Juni 2020   05:50 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

------

dokpri
dokpri
Kompasianer, pernah beberapa kali saya melintasi jalanan. Di pinggir jalan ini, ada petugas mengajak pemakai jalan berdonasi pembangunan masjid. Saya terbilang jarang lewat, jadi jarang memasukan uang ke kotak amalnya.

Beberapa waktu lalu (ketika pandemi merebak), saya lewat di jalan yang sama dan ternyata masjid sudah berdiri dengan megahnya.

Sontak terbersit penyesalan, betapa tanpa atau dengan saya ikut berdonasipun, nyatanya pembangunan tetap berjalan dengan lancar.

Bahkan tidak hanya bangunan utama, sampai pagar, tempat wudhu sampai tempat penitipan sandal tampak sangat keren.

Hal yang serupa terjadi, dengan masjid yang ada di kampung halaman saya. Di desa yang roda perekonomian tak secepat kota besar, warga bergotong royong menyelesaikan pembangunan masjid.

Sekali lagi saya tersadarkan, bahwa kebaikan tetaplah menemukan jalan, dengan atau tanpa kita ikut serta mengambil barisan di dalamnya.

Kesempatan Berbuat Baik Tak Ubahnya seperti Rejeki

Saya terkesan dengan tausiyah ustad ternama, beliau menyampaikan dalam sebuah majelis, bahwa pintu berbuat baik itu ternyata mirip dengan pintu rejeki.

Kebaikan ibarat tunas pada sebatang pohon, yang kalau dirawat akan punya kemungkinan tumbuh dan berbuah pada waktunya.

Kalau kita tidak mau merawat maka akan ada orang lain yang merawat, sehingga buah dari pohon itu akan menjaddi hak orang lain.

Sang ustad mencontohkan lagi, misalnya ada lowongan pekerjaan untuk tenaga kasar (katakan) tukang angkat -- angkat beras atau penggali kubur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun