------
Beberapa waktu lalu (ketika pandemi merebak), saya lewat di jalan yang sama dan ternyata masjid sudah berdiri dengan megahnya.
Sontak terbersit penyesalan, betapa tanpa atau dengan saya ikut berdonasipun, nyatanya pembangunan tetap berjalan dengan lancar.
Bahkan tidak hanya bangunan utama, sampai pagar, tempat wudhu sampai tempat penitipan sandal tampak sangat keren.
Hal yang serupa terjadi, dengan masjid yang ada di kampung halaman saya. Di desa yang roda perekonomian tak secepat kota besar, warga bergotong royong menyelesaikan pembangunan masjid.
Sekali lagi saya tersadarkan, bahwa kebaikan tetaplah menemukan jalan, dengan atau tanpa kita ikut serta mengambil barisan di dalamnya.
Kesempatan Berbuat Baik Tak Ubahnya seperti Rejeki
Saya terkesan dengan tausiyah ustad ternama, beliau menyampaikan dalam sebuah majelis, bahwa pintu berbuat baik itu ternyata mirip dengan pintu rejeki.
Kebaikan ibarat tunas pada sebatang pohon, yang kalau dirawat akan punya kemungkinan tumbuh dan berbuah pada waktunya.
Kalau kita tidak mau merawat maka akan ada orang lain yang merawat, sehingga buah dari pohon itu akan menjaddi hak orang lain.
Sang ustad mencontohkan lagi, misalnya ada lowongan pekerjaan untuk tenaga kasar (katakan) tukang angkat -- angkat beras atau penggali kubur.