Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suami Ngeprank Istri Sampai Menangis, Lucunya di Mana?

20 Juni 2020   07:44 Diperbarui: 20 Juni 2020   20:23 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi istri yang sudah kesal. (sumber: shutterstock)

Suasana berubah melow, apalagi ketika melihat wajah bayi yang polos dan tak paham apa yang sedang dialami ibunya. Seolah adegan sampai pada klimaksnya, barulah suami memecah suasana dengan menyudahi sesi prank dengan mengaku bahwa yang dilakukan murni bercanda.

Istri yang masih tenggelam dalam sedih, masih belum move on meski ditunjukkan kamera handphone di atas dashboard sedang merekam.

Si suami tampak berusaha keras, menjelaskan pranknya sambil tertawa mencairkan situasi. Memastikan sang istri lenyap sedihnya, dan wajahnya kembali ceria dan bibirnya tersenyum.

Tapi rasa pedih yang timbul atas prasangka, rupanya terlanjur memenuhi hati sang istri, sehingga butuh waktu untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Boleh Guyon, Tapi Perhatikan Batasannya !

Ilustrasi pernikahan. (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi pernikahan. (sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap serius : (1) nikah (2) talak dan (3) rujuk. Ibnu Mundzir rahimahullah berkata, "Para ulama dari yang saya ketahui berijma (sepakat) bahwa talak yang diucapkan serius maupun bercanda adalah sama saja (tetap jatuh talak).

Guyonan atau becanda suami istri memang perlu, karena bisa membantu mengusir stres akibat beban hidup. Apalagi di situasi pandemi seperti sekarang, ada yang kehilangan pekerjaan ada yang menurun pendapatan sementara masih punya tanggungan utang.

Namun guyonan, tetaplah memperhatikan rambu-rambunya, jangan sampai masalah serius dibuat guyon dan akhirnya kebablasan yang menyesal diri sendiri. Salah satunya adalah guyon masalah perkawinan, yang rentan mengundang kesedihan.

Banyak guyonan ringan, yang bisa menerbitkan senyum dan bahagia. Akan lebih aman dibanding guyon, yang berpotensi mencetusnya kalimat talak (baik sengaja atau tidak).

Seperti kisah prank suami istri diatas, sangat mungkin istri berduka dan emosi dan meluncur dibibirnya kata atau kalimat tak diingini.

So, suami ngeprank istri sampai menangis, di mana lucunya?

Happy week end Kompasianer, Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun