Dan kalau kembang masih tersisa, saya ajak anak berdiri di pintu makam. kemudian berdoa dan menaburkan kembang di tempat kami berdiri.
"Biar semua arwah yang ada di sini, kebagian mendapat doa" ujar saya.
*****
Lagi- lagi, saya adalah anak yang kerap diberi tugas untuk hal ini. Rumah pertama yang diberi hantaran adalah rumah mbah uti (ibunya ibu).
O'ya, rumah tempat kami tinggal, berdekatan dengan rumah mbah (dari garis ibu) dan rumah bulek (adik ibu). Sementara keluarga dari garis ayah, berasal dari Kabupaten berbeda. Tak heran, kalau saya cukup dekat dengan saudara dari garis ibu.
Hantaran untuk mbah uti saya, adalah menu paling spesial. Biasanya ibu menyiapkan satu ekor ayam utuh, yang sudah dipanggang. Kemudian ada nasi dan lauk lain disertakan, biasanya memakai rantang.
Setelah ke rumah mbah, barulah keliling ke beberapa rumah tetangga dituakan. Hantaran disampaikan berupa nasi, lauk dan sayur sepantasnya.
Untuk para tetangga, bisanya ater-ater cukup memakai baki nasi. Nasi sepiring, lauk sepiring, dan sayur (biasanya opor) ditaruh di mangkok.
Biasanya kami tidak sekedar mengirim ke tetangga, tetapi ibu di rumah juga mendapatkan hantaran dari tetangga.
Saya senang menjalankam tugas ater-ater, selain untuk mengisi waktu sembari menunggu berbuka, kadang ada tetangga yang memberi sangu.