Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

[Esai Foto] Percaya deh, Mempertahankan Itu Lebih Sulit!

10 Mei 2020   15:17 Diperbarui: 10 Mei 2020   15:19 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Push up dan sit up juga menjadi pilihan saya, hitungannya sesuai kemampuan. Dan saya tidak kawatir energi terkuras atau keringatan, toh sebentar lagi adzan maghrib-dokpri.

"Wis, badanmu segitu saja, itu sudah pas sudah pantes" ujar ibu dari layar handphone, ketika video call" Ojo dikurusin lagi, nanti elek,"

Sedewasa ini, ibu masih saja nyerewetin anak bungsunya. Saya sih, seneng ada yang marahin. Memang ada alasan dibalik cerewetnya ibu, biar penasaran saya akan tulis nanti--hehhehe

Ibu, adalah orang pertama. Yang menunjukkan kekagetan, (menurut saya) secara berlebihan. Ketika beliau melihat, saya bisa membuang lemak berlebih di badan.

Dikorek habis kebiasaan ini, sampai bobot ini menyusut cukup signifikan. Saya mengerti kekawatirannya, beliau hanya tidak ingin melihat saya sakit.

Atas pertanyaan ibu, saya menjawab senetral mungkin. Bahwa anaknya ini, telah merubah gaya hidup dan selektif dalam  asupan.

Masalah makanan, menjadi perhatian lebih . Saya  menghindari gorengan, makanan bersantan, asupan yang mengandung gula, garam atau lemak berlebih. Dan jangan lupa olahraga. Kegiatan ini, menjadi kebiasaan saya (setidaknya) empat tahun belakangan.

Penampakan ketika saya gendut-dokpri
Penampakan ketika saya gendut-dokpri
Apakah saya sekonsisten ini ? Oo, tidak. 

Seperti umumnya kita manusia, saya jatuh bangun mempertahankan kebiasaan ini. Berat badan masih naik turun, olahraga kadang terlewat, tetapi saya usahakan jangan sampai kebablasan.

Nah, sepanjang Ramadan ini, saya tetap berupaya melakukan olahraga. Tetapi tak sefrontal di luar bulan puasa. 

Sambil berkisah pengalaman hidup, saya akan berbagi olahraga ringan ala saya, melalui Esai Foto.

Pagi hari menjadi waktu yang tepat untuk olahraga, udara berhembus segar dan sangat mendukung. Bulan puasa, jam setengah tujuh masih sepi.  Saya bisa leluasa, dan tidak menganggu tetangga hendak lewat. Beruntung, tetangga punya kebun, saya bisa mendapat tempat strategis gerak badan. Menurut instruktur senam yang pernah saya ikuti, olahraga ringan bisa dimulai dari menggerakkan seluruh anggota tubuh (berurutan). Dimulai dari atas yaitu kepala, dipatahkan ke kanan dan kiri, bergantian  masing-masing delapan hitungan (tiga set). Setelah itu gerakan kepala ditahan (kanan dan kiri) dengan delapan hitungan (satu set), dalam kondisi relaks -dokpri 
Pagi hari menjadi waktu yang tepat untuk olahraga, udara berhembus segar dan sangat mendukung. Bulan puasa, jam setengah tujuh masih sepi.  Saya bisa leluasa, dan tidak menganggu tetangga hendak lewat. Beruntung, tetangga punya kebun, saya bisa mendapat tempat strategis gerak badan. Menurut instruktur senam yang pernah saya ikuti, olahraga ringan bisa dimulai dari menggerakkan seluruh anggota tubuh (berurutan). Dimulai dari atas yaitu kepala, dipatahkan ke kanan dan kiri, bergantian  masing-masing delapan hitungan (tiga set). Setelah itu gerakan kepala ditahan (kanan dan kiri) dengan delapan hitungan (satu set), dalam kondisi relaks -dokpri 

Masih seputaran kepala, kali ini ganti gerakan dengan nengok ke kanan dan ke kiri bergantian dengan delapan hitungan (tiga set). Setelah untuk gerakan yang sama, kepala ditahan ketika tengok kanan (delapan hitungan) kemudian berganti tengok kiri dan ditahan delapan hitungan (satu set) dalam kondisi relaks- dokpri
Masih seputaran kepala, kali ini ganti gerakan dengan nengok ke kanan dan ke kiri bergantian dengan delapan hitungan (tiga set). Setelah untuk gerakan yang sama, kepala ditahan ketika tengok kanan (delapan hitungan) kemudian berganti tengok kiri dan ditahan delapan hitungan (satu set) dalam kondisi relaks- dokpri

Gerakan selanjutnya, bergantian kepala didongakkan ke atas dan mengangguk bergantian dalam delapan hitungan (tiga set). Setelah itu dalam posisi kepala mendongak ditahan (delapan hitungan - satu set) dan beralih ditahan saat mengangguk (delapan hitungan -satu set) - Ingat ya, buat se-relaks mungkin. dokpri
Gerakan selanjutnya, bergantian kepala didongakkan ke atas dan mengangguk bergantian dalam delapan hitungan (tiga set). Setelah itu dalam posisi kepala mendongak ditahan (delapan hitungan - satu set) dan beralih ditahan saat mengangguk (delapan hitungan -satu set) - Ingat ya, buat se-relaks mungkin. dokpri
 

Saya teruskan dulu tetang sikap kawatir ibu, yang sangat-sangat  saya maklumi. Dulu di awal merantau, saya pernah membuat perasaan ibu merana.  Di usia jelang duapuluh, perawakan yang sudah kurus berubah tambah cungkring.

Ibu, menampakkan dirinya menjadi orang yang paling sedih kala itu.  Wajar banget, namanya ibu ya begitu.

Ketika mendapati saya liburan dan pulang, ibu langsung masak makanan kesukaan, agar saya makan banyak dan lahap.

"Seminggu sekali, makan pakai lauk ayam atau daging", "Beli susu, jadi tiap pagi bisa diminum" , "Kalau lapar malam-malam, keluar beli nasi goreng atau apa gitu"

Saya hanya menjawab "Iya" dan "Iya", menanggapi petuah ibu.

Padahal masalahnya, bukan tidak mau mengonsumsi, tapi dompet tidak bersahabat untuk membeli makanan disebutkan ibu. Ketika hendak kembali ke kota, ibu membawakan aneka makanan kering buat stok.

-------

kita lanjutkan senamnya dulu ya

Setelah bagian kepala  yang digerakkan, kita beralih ke bagian tangan. Kita bisa memutarkan lengan (delapan hitungan), secara bergantian. Kemudian menggerakkan lengan dengan kombinasi sikut ditekuk (seperti gambar selanjutnya) dengan delapan hitungan tiga set. -dokpri  
Setelah bagian kepala  yang digerakkan, kita beralih ke bagian tangan. Kita bisa memutarkan lengan (delapan hitungan), secara bergantian. Kemudian menggerakkan lengan dengan kombinasi sikut ditekuk (seperti gambar selanjutnya) dengan delapan hitungan tiga set. -dokpri  

gerakan sederhana ini, sikut ditekuk ini, saya yakin sudah tidak asing bagi Kompasianer-dokpri 
gerakan sederhana ini, sikut ditekuk ini, saya yakin sudah tidak asing bagi Kompasianer-dokpri 

Setelah bagian tangan selesai, kini turun ke bagian pinggang. Gerakan gerakan sederhana bisa dikombinasikan, silakan Kompasianer mengkreasikan sendiri. Satu catatan penting, nikmati setiap gerakan. Niscaya akan terasa nyaman, dan otot otot akan lebih relaks. 
Setelah bagian tangan selesai, kini turun ke bagian pinggang. Gerakan gerakan sederhana bisa dikombinasikan, silakan Kompasianer mengkreasikan sendiri. Satu catatan penting, nikmati setiap gerakan. Niscaya akan terasa nyaman, dan otot otot akan lebih relaks. 

Kita terusin kisah bersama ibu...

Setelah karir menanjak, komisi penjualan (sebagai marketing) meningkat. Maka saya lebih leluasa, memillih asupan yang disukai. Seperti balas dendam ketika cungkring, maka saya makan apa saja yang diingini. 

Kala itu, seiring pergaulan yang meluas. Dalam seminggu, ada saja acara saya datangi dan ditutup dengan acara makan-makan. Otomatis, bobot ini terjadi penyesuaian (baca penggendutan).

"Makin makmur ya" celetuk teman atau tetangga di kampung halaman, yang lama tak bersua

Sejak saat itu, kecerewetan ibu soal makanan mereda dan bahkan tidak pernah terdengar.

Setelah bagian pinggang selesai, kita beralih ke bagian kaki. Masih dengan delapan hitungan (boleh dua atau tiga set) silakan dikreasikan gerakan-gerakan ringan dan tidak berbahaya. Ingat ya, jangan buat gerakan yang memerlukan energi berlebih, mengingat kita sedang puasa -dokpri
Setelah bagian pinggang selesai, kita beralih ke bagian kaki. Masih dengan delapan hitungan (boleh dua atau tiga set) silakan dikreasikan gerakan-gerakan ringan dan tidak berbahaya. Ingat ya, jangan buat gerakan yang memerlukan energi berlebih, mengingat kita sedang puasa -dokpri

Silakan gerakannya dikombinasikan dengan hitungan delapan kali, nikmati setiap gerakan agar otot menjadi relaks. Untuk olahraga pagi, sebaiknya jangan mengambil durasi terlalu lama. Sekira limabelas atau duapuluh menit cukup. Dengan gerakan ringan dan sederhana, sehingga tidak terlalu berkeringat. Mengingat bulan puasa, dan perjalanan masih panjang menuju berbuka. Tapi saya, masih punya satu sesi olahraga lagi. Baca, sampai selesai ya-dokpri 
Silakan gerakannya dikombinasikan dengan hitungan delapan kali, nikmati setiap gerakan agar otot menjadi relaks. Untuk olahraga pagi, sebaiknya jangan mengambil durasi terlalu lama. Sekira limabelas atau duapuluh menit cukup. Dengan gerakan ringan dan sederhana, sehingga tidak terlalu berkeringat. Mengingat bulan puasa, dan perjalanan masih panjang menuju berbuka. Tapi saya, masih punya satu sesi olahraga lagi. Baca, sampai selesai ya-dokpri 

Oke, sebentar ke kisah ibu lagi

Benar, ibu tidak lagi marah lagi soal kecungkringan. Tetapi obestitas saya alami, tentu membuat badan tidak nyaman.  Duh, repot hidup ini -- hehehehe- kurus salah, kegemukan salah. 

Niat diet sempat ada, tapi hanya sekilas dan angin-anginan saja (alias tidak bener-bener). Pun ketika menemukan belahan jiwa, dan tidak mempermasalahkan bentukan badan ini. Membuat saya semakin nyantai. 

Saya bertahan dengan badan gendut, sampai punya dua anak.

Sesi kedua olahraga saya pilih di sore hari, tepatnya beberapa menit (bisa limabelas atau duapuluh menit)  mejelang buka puasa. Saya berani mengambil gerakan yang agak menguras energi. Misalnya gerakan plank, adalah gerakan yang efektif untuk membentuk otot bagian perut. Pada posisi gerakan ini, saya bisa men-challange diri, dengan menghitung sampai (misal) dua puluh atau lebih. Kemudian berganti posisi miring, dan menjadikan tangan kanan sebagai tumpuan kemudian berganti tangan kiri. Tidak harus delapan hitungan, silakan semampunya-dokpri
Sesi kedua olahraga saya pilih di sore hari, tepatnya beberapa menit (bisa limabelas atau duapuluh menit)  mejelang buka puasa. Saya berani mengambil gerakan yang agak menguras energi. Misalnya gerakan plank, adalah gerakan yang efektif untuk membentuk otot bagian perut. Pada posisi gerakan ini, saya bisa men-challange diri, dengan menghitung sampai (misal) dua puluh atau lebih. Kemudian berganti posisi miring, dan menjadikan tangan kanan sebagai tumpuan kemudian berganti tangan kiri. Tidak harus delapan hitungan, silakan semampunya-dokpri

Push up dan sit up juga menjadi pilihan saya, hitungannya sesuai kemampuan. Dan saya tidak kawatir energi terkuras atau keringatan, toh sebentar lagi adzan maghrib-dokpri.
Push up dan sit up juga menjadi pilihan saya, hitungannya sesuai kemampuan. Dan saya tidak kawatir energi terkuras atau keringatan, toh sebentar lagi adzan maghrib-dokpri.

Skipping atau lompat tali, juga saya jabanin. Meski jenis kegiatan ini, cukup menguras energi.  Sekali lagi pesan saya satu, pilih waktu yang dekat dengan berbuka untuk olahraga yang memakan energi seperti ini-dokpri
Skipping atau lompat tali, juga saya jabanin. Meski jenis kegiatan ini, cukup menguras energi.  Sekali lagi pesan saya satu, pilih waktu yang dekat dengan berbuka untuk olahraga yang memakan energi seperti ini-dokpri

Sebagai penutup cerita di awal, obesitas ternyata mengundang penyakit. Dan saya mengalami hal tersebut. Pernah saya ulas di artikel lain, perihal hasil diagnosa dokter. Dan itu menjadi titik balik, saya berubah dalam gaya hidup dan pola makan.

Empat tahun, setelah menanggalkan kebiasaan kurang sehat. Saya berusaha, agar berat badan tetap ideal. Keluhan pusing dan gampang capek plus gampang masuk angin, kini relatif jarang saya alami.

Kalau masih ada waktu,  sembari menunggu menit-menit terakhir menuju bedug maghrib,bisa ditambahkan dengan gerakan gerakan ringan lainnya. Dan ketika nafas ngos-ngosan, keringat keluar dari pori-pori, bersamaan dengan tiba waktu berbuka- dokpri
Kalau masih ada waktu,  sembari menunggu menit-menit terakhir menuju bedug maghrib,bisa ditambahkan dengan gerakan gerakan ringan lainnya. Dan ketika nafas ngos-ngosan, keringat keluar dari pori-pori, bersamaan dengan tiba waktu berbuka- dokpri
Percaya deh, Mempertahankan Itu Lebih Sulit !

Kalau ada alasan, olahraga saat puasa bikin haus atau kawatir batal puasanya. Sebenarnya, hal ini sangat bisa disiasati. Yaitu dengan mengatur waktu olahraga, serta memilih gerakan yang menyesuaikan.

Tantangan mempertahankan hal baik, memang sangat sulit dan berliku. Semangat saya masih naik turun, tetapi saya menjaga diri, jangan sampai kebablasan dan kembali obesitas. 

Sulitnya mempertahankan pencapaian, semestinya dijadikan tantangan buat diri sendiri.

Seperti halnya puasa, maka olahraga bisa menjadi cara untuk hidup sehat. Kalau puasa untuk detox (membuang racun) di jiwa, maka mengatur pola makan dan olahraga adalah untuk detox raga.

Salam sehat, semoga bermanfaat.

Ketika ikut runner 5K -dokpri
Ketika ikut runner 5K -dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun