Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambut Ramadan 2020 dengan Perspektif Baru

20 April 2020   12:14 Diperbarui: 20 April 2020   12:30 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi sekarang ini , meminimalisir kita berburu aneka menu jelang berbuka di arena ngabuburit. Saking banyaknya makanan, kadang membuat kalap dan perut penuh sehingga maghrib berjamaah terlewat dan Taraweh apalagi (akibat ngantuk).

Di pertengahan Ramadan tahun ini, kita memiliki kesempatan lebih khusyu, untuk mendekatkan diri kepada-NYA.

Tak perlu berbondong memenuhi Mall atau pusat perbenajaan, demi berburu baju lebaran model terbaru padahal di lemari masih setumpuk pakaian belum dipakai.

 Ramadan tahun ini, kita tidak perlu belanja berlebihan. Kemudian mengirimkan aneka parcel, untuk dijadikan simbol prestise atau gengsi ke kolega.

Dalam kebiasaan mengirim parcel, terkadang (siapa tahu) terselip niat (atau pamrih) kepada pihak penerima paket.

Mencari Makna Sesungguhnya Ramadan

Ramadan tahun ini, (sangat mungkin) kita lalui jauh dari hingar bingar keduniawian. Tanpa warna-warni syrup, dan tumpah ruah tajil yang disantap sembari ber-ha ha hi hi.

Tanpa memenuhi sederet jadwal undangan buka puasa, yang biasanya selalui melenakan sholat magirb berjamaah karena dilanjutkan nongkrong.

dokpri
dokpri
Mari  kita mempersiapkan Ramadan, dengan segala kekhusyukan dan kebersihan hati, dengan segenap kerendahhatian yang selama ini munkin kerap disembunyikan (karena ego dan gengsi)

Kita berbuka secukupnya, tidak perlu sampai perut bega kekenyangan. Tidak usah mlipir ngabuburit, kemudian memborong semua makanan memuaskan nafsu semata.

Cukuplah kita membatalkan puasa dengan seteguk air, cukuplah dengan beberapa butir kurma (sunah berjumlah ganjil) mencontoh teladan Nabi.

Semakin bertambah hari di Ramadan, semoga semakin tunduk dan patuh kita. Sujud makin lekat, bacaan kitab suci menderas dan dilafazkan bibir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun