Saya yang sudah membeli tiket kereta jauh-jauh hari, dengan berat hati membatalkan, demi kebaikan semua pihak.
Tahun ini, mudik tidak sesederhana dibayangkan. Mulai berangkat dari stasiun, kita akan berurusan dan bersinggungan dengan banyak orang.
Bayangkan, tangan kita, bagian tubuh kita, baju celana yang kita pakai, koper, tas tenteng, sampai tas plastik yang kita bawa. Besi peyangga di kereta, kran dan wastafel di toilet kereta, pintu, kursi, jendela dan jengkal jengkal ruang di sepanjang gerbong.
Semua tempat kasat dan tak kasat mata, sangat mungkin menjadi tempat ditempeli virus, kemudian tanpa sengaja kita pegang. Sambil terkantuk-kantuk di perjalanan ke kota dituju, tangan ini mengusap dahi, mengucek mata, mengelap iler dan setersunya dan seterusnya.
Oke, mungkin sebagai orang muda, daya tahan tubuh kita kuat sehingga virus kalah. Tetapi siapa bisa menjamin, orang yang berinteraksi dengan kita, memiliki imun yang sama.
Kemudian sampai di kampung, kita bersilaturahmi dengan para sepuh. Apa kalian bisa menjamin, mereka di usia rentan daya tahan tubuhnya sedang bagus.
Urusan silaturahmi lebaran, ibu seketika menyediakan solusinya, yaitu melalui video call di android yang lama nganggur itu. "Beres to" imbuh ibu.
------
Eits, tunggu dulu, #TidakMudik berarti kita tetap di tanah rantau. Tetapi kita musti tetap menahan diri, untuk #TidakPiknik demi memutus rantai penyebaran Covid-19.