Kami para lelaki bujang (ada tiga termasuk saya), sempat bisik bisik menaksir dan pengin mendekati. Sebagai pria single, kami fair play artinya bersaing mendapatkan satu gadis sama-sama diincar.
"Udah, aku nggak terusin deh"ujar saya.
Ya, selang seminggu kenal, entahlah menjadi hilang minat saya mendekati. Kemudian memberi kesempatan dua teman lain, untuk melanjutkan "perjuangan".Â
Dan siapa sangka, baru saja mengungkapkan hal ini, satu teman juga menyatakan mundur.
"Oke, kasih gue waktu ya," ujar satu teman lainnya.Â
Kami berdua yang tak minat, berharap teman ini bisa menaklukkan teman perempuan. Karena yakin, peluangnya lebih besar mengingat tidak ada saingan. Setelah satu setengah bulan berlalu, tanpa kami tanya teman ini menyatakan tak sanggup.Â
Dan hasil dari ngobrol, ternyata alasan kami sama. Bahwa teman perempuan yang pernah ditaksir, punya kebiasaan suka ngeyel. Sikap keras kepala itu nampak menonjol, untuk urusan apapun dia ingin pendapatnya yang didengar.
Belum lagi kalau menginginkan sesuatu, selalu dia yang maunya dinomorsatukan. Pernah saya dibuat kesal, ketika sedang di kantin kantor.
Menu yang sudah dipesan teman dan tinggal satu porsi saja, dengan keukeuh menginginkan untuk dirinya. "buat gue aja ya, gue suka banget pindang patin" bujuknya tak kenal menyerah.
Teman dirayu akhirnya mengalah, dan memilih menu lainnya. Meski dari bahasa tubuhnya, juga memendam kesal seperti teman lain di kantin.
Suka Ngeyelan (Katanya) Bikin Jauh Jodoh ?
Kami tiga bujangan, jelang umur tigapuluhan. Ternyata sepakat, kurang terpikat dengan orang yang suka ngeyel. Dan mungkin saja, sikap yang sama juga diamini sebagian besar orang.
Btw, ini bisa berlaku umum ya. Bahwa siapapun, pasti tak suka dengan orang ngeyelan (baik laki maupun perempuan).
Benar, saya tidak paham latar belakang ibu pembeli yang ngeyel. Tapi dari celetuk bude dan pembeli lain -- yang kenal--, setidaknya saya bisa menyimpulkan sesuatu.