Satu kubu dengan sengit dan kompak menyalahkan, dengan pilihan narasi dan kalimat mengejek yang tentu saja memicu reaksi. Kubu yang lain lantas membalas, tak terima dan membela pihak disalahkan.
Hidup menawarkan pilihan, setiap kita bebas kita memilih berada di pihak yang mana. Dan saya malas ikut-ikutan berdebat, sungguh menyayangi energi untuk hal tersebut. Dalam situasi genting seperti saat ini, bagi saya ada yang lebih penting dilakukan dibanding berdebat.
Memberi Itu Melegakan dan Melembutkan Hati
Minggu sore, mobil yang kami kendarai sampai di daerah Tajur Ciledug Tangerang. Saya bergabung sebagai relawan, bertugas menyalurkan donasi dari teman-teman Blogger.
Kegiatan yang diinisiasi salah satu Komunitas Blogger, (sementara) focus membantu sesama Blogger yang terdampak banjir awal tahun.
Saya sepakat, membantu sebaiknya dimulai dari orang yang paling dekat dan kita kenal. Selain bisa langsung komunikasi mengetahui prioritas, sumbangan tidak mubazir karena tepat sasaran dan kebutuhan.
Gerakan dimulai dari hari pertama banjir melanda, tak dinyana bersambut antusiast. Belasan juta rupiah diterima (via transfer) dari donatur, hanya dalam hitungan empat hari. Selain dalam bentuk dana, donatur juga menyumbang dalam bentuk makanan dan pakaian.
Sementara suasana medsos masih riuh, saya sengaja iseng nongol di beberapa kolom komentar yang terjadi perdebatan. Eflyer perihal donasi, saya posting dan mengajak pemilik status dan yang komentar berdonasi.
Sependek pengamatan saya, setelah direkap pemberi donasi belum ada nama-nama orang yang memilih tarik urat dan ribut.
Sangat disayangkan, mereka senang berargumen kalau hanya berhenti di tataran perdebatan. Harusnya diimbangi dengan bergegas bergerak, tak segan melakukan hal kecil dan menjadi bagian dari solusi.
------
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!