Justru karena pertemanan yang baik dan saling akrab, yang membuat masing-masing kami paham kapan guyon dan atau kapan harus serius. Membagi tulisan dan berinteraksi di kehidupan nyata dengan Kompasianer dan admin, (menurut saya) menjadi ruh dari tagline Sharing dan connecting.
Seiring berubahnya logo Kompasiana (pada huruf "O"), tagline juga berubah menjadi "Beyond Blogging". Kompasiana mengajak, Kompasianer untuk lebih dari sekadar ngeblog.
Saya ingat sambutan mas Isjet (COO saat logo berubah), bahwa jangan jadikan uang tujuan. Tetapi munculkan kekuatan dan keunikan dalam menulis, agar kemudian uang itu menjadi akibat.
Sekira tahun 2016, ketika mengikuti acara Kompasiana Visit Palyja di daerah Jakarta barat. Di mobil yang mengantar ke lokasi pompa air, saya duduk bersebelahan dengan Mas Kevin Alegion (admin Kompasiana).
Kebetulan sehari sebelumnya, saya menulis artikel bertema pernikahan dan diganjar HL sehari setelahnya (saat Visit). Dan si mas'e admin mencetuskan ide atau saran, agar saya focus menulis di tema pernikahan atau keluarga.
Kompasianer (atau bloger) laki-laki, yang mengkhususkan diri menulis tema family atau parenting relatif belum banyak. Kebetulan juga (kata orang- uhuk) saya termasauk type family man, jadi bisa menulis berdasarkan pengalaman keseharian. Peran keayahan, peran suami, pernikahan, kehidupan keluarga, dan bertetangga menjadi isi dari tulisan saya.
Dan tiga tahun kemudian, alhamdulillah nama saya masuk sebagai nominasi Best in Spesifik Interest, di Kompasianival Awards 2019.
Kabar tak dinyana ini, kali pertama saya terima dari teman asal Palembang melalui DM twitter, "Mas, saya sudah vote ya". Pesan mengagetkan, setelah dikirim link pengumuman baru saya pastikan kebenarannya.
Tak lama setelah itu, email dari Kompasiana masuk, memberi ucapan selamat dan mempersilakan nomine mencari dukungan vote sebanyak-banyaknya. Bisa melalui artikel di Kompasiana, bisa melalui medsos dan saya juga bergerilya melalui Japri.