Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Selalu Benar bahwa Banyak Anak Itu Merepotkan

28 Oktober 2019   05:33 Diperbarui: 28 Oktober 2019   06:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halilintar Family- sumber dream.co.id
Halilintar Family- sumber dream.co.id
Anak yang nomor satu merengek minta mandi, adiknya kebelet pipis, yang nomor tiga pengin disuapin karena lapar, si bungsu menangis karena bangun tidur minta digendong. Duh, kerepotan itu benar-benar tidak bisa saya bayangkan.

Tetapi nyatanya, keluarga Halilintar berjalan baik-baik saja, bahkan tampak makmur terlihat mereka tinggal di kawasan elit Jakarta. Menilik rumah ditinggali, kendaraan yang dipakai, baju dikenakan, geng Halilintar masuk kelas menengah ke atas (cenderung kelas atas).

Perihal stigma banyak anak itu merepotkan, akhirnya saya mendapatkan jawaban dari ibu empat anak bernama Cynthia Ganesha. Dalam sebuah acara talkshow and fun cooking demo, ibu muda yang awet cantik ini menyangkal.

Bagi istri penyanyi Giring Ganesha, bahwa kehadiran empat anak tidak membuatnya merasa repot atau ribet, karena bisa belajar dari pengalaman menangani anak pertama. Begitu punya anak kedua sampai keempat, mulai paham strategi bagaimana menangani anak pada kondisi tertentu.

Cyntia Ganesha- dokpri
Cyntia Ganesha- dokpri
Chyntia tidak terlalu panik, ketika mendapati situasi yang hectic. Misalnya pada saat bersamaan, anak pertama menangis, adiknya minta makan, anak ketiga ngompol dan bungsunya minta digendong. Belajar dari pengalaman dan tentu saja pengetahuan, Cyntia bisa memutuskan anak yang mana paling membutuhkan penanganan awal.

Masih menurut Cyntia, banyaknya produk makanan (yang diclaim) sehat dan bisa disiapkan dengan cepat dan praktis. Jadi dijadikan solusi, misal menyiapkan menu sarapan (yang praktis itu), sembari mengurus anak lain.

------

Bagi saya keputusan banyak anak syah-syah saja, asal kita orangtua bisa mengimbangi dengan kerja keras dan kerja cerdas. Dari sisi pendidikan dan asupan, bisa mempersembahkan yang terbaik buat anak-anak. Sehingga apapun keputusan suami istri, mau dua anak atau lebih tidak berpengaruh pada persembahan terbaik buat buah hati.

Semoga bermanfaat.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun