Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Abai pada Kemungkinan Depresi Pasca-Melahirkan

12 Oktober 2019   08:25 Diperbarui: 12 Oktober 2019   14:08 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menghidari hal tidak diinginkan, Ibu paruh baya ini selalu menghindari pergi hanya berdua dengan sang anak. Khawatir, niat membuang anak muncul saat hanya berdua saja.

----

Menurut Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si,. Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis, Depresi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk orang yang belajar tentang psikologi.

Psikolog pun, tidak terlepas dari masalah kejiwaan. Hampir 800 orang/tahun meninggal karena bunuh diri, dan dari satu kematian terjadi karena bunuh diri terdapat 20 percobaan bunuh diri yang tidak terdata.

Dr.Gamayanti- dokpri
Dr.Gamayanti- dokpri
Yang berisiko bunuh diri, adalah mereka yang mempunyai ganguan kejiwaan berat terutama depresi. Dalam proses perkembangan, ada yang mengalami kekerasan dalam berbagai bentuk (emosisonal fisik, seksual, bullying). 

Depresi juga dipicu oleh trauma, karena adanya diskriminasi sosial, sehingga membuat orang merasa sendiri atau disingkirkan dari lingkungan pergaulan. Cerita atau tulisan yang tidak tepat, misalnya Harakiri yang dianggap perbuatan ksatria, bisa menjadi faktor yang menyebabkan ide bunuh diri muncul.

"Adanya tanda tanda, tidak berarti pasti bunuh diri, tapi harus direspon dengan serius," tegas Dr. Gamayanti.

Nah, untuk mencegah depresi yang berujung bunuh diri, dibutuhkan dukungan sosial, berupa rangkulan orang sekeliling, perlakuan yang baik dan tidak membedakan. Khusus kecemasan pada ibu hamil, perlu diperiksa kondisi psikisnya, jadi jangan periksa fisik dan janin saja. 

Setiap anggota keluarga, musti memperhatikan aspek kesehatan. Jangan ragu meminta bantuan jangan takut dianggap berbeda.

Dan kita sebagai individu dalam masyarakat, jangan menganggap remeh ketika orang lain mengeluh akan hal yang tidak membuat nyaman. 

Sediakan waktu dan perhatian, untuk mendengarkan teman yang sedang ingin curhat. Kebanyakan, orang curhat hanya pengin ada yang mendengarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun