Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bayarlah Masa Depan dengan (Harga) Hari Ini!

8 September 2019   06:18 Diperbarui: 8 September 2019   23:31 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mungkin, ini balasan Gusti Alloh, atas jerih payah mulai aku kecil dulu" ucapnya ibu sepuh lirih. Semasa gadis, perempuan berpendidikan rendah rela berkorban demi adik-adiknya, mengikuti kemauan orangtua berjibaku dengan pekerjaan rumah tangga.

Pun CT, dengan segala ketekunan dan kerja keras, semasa ngampus di UI Salemba, merintis usaha dari menjadi tukang fotocopy, demi melepaskan diri dari jerat kemiskinan yang dialami orangtuanya.

Lagi-lagi saya menegaskan, keduanya memang tidak sebanding. Tetapi semangat disandang keduanya, memiliki pijakan yang tidak jauh berbeda, yaitu berupaya keras tekun dan tanpa pamrih (dengan kadar yang berbeda tentunya).

--------

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
Para ayah dan atau para suami ! *MenunjukDiriSendiri

Saat ini kita berada di usia produktif, ibarat sedang ada di tengah- tengah medan pertempuran. Kepala terpanggang matahari, keringat mengucur dari pori, telapak kaki menapak panas bumi. Kita semua sedang mengerahkan segenap saya, memeras otak dan tenaga demi orang-orang dikasihi.

Mungkin saja, saat ini kita sedang kepayahan mengais rejeki, untuk melunasi biayai sekolah anak, untuk memberi jatah belanja bulanan istri, membayar iuran listrik dan iuran keamanan lingkungan RT, menyetor cicilan rumah dan kendaraan.

Maka mari kita utuhkan ikhtiar, dengan batin yang teguh dan senyum di bibir, mari menyertakan ketulusan, kesungguhan, menggenapkan ketekunan dengan kepasrahan. Mari meyakini, bahwa apa yang tengah kita lakukan saat ini, sejatinya sedang menebus masa mendatang dengan harga saat ini.

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
Serupiah dua rupiah yang kita kumpulkan, untuk membayar (misal) sekolah anak, yang kita lakukan sejatinya sedang menyicil masa depan dengan hari ini. Mari kita membayar masa depan, dengan kerja keras dan penuh ketekunan, iklhas tanpa pamrih.

Semoga, di hari mendatang, kita menjumpai diri sendiri pada ruang dan waktu yang tidak disangka (seperti ibu sepuh). Smoga setiap penyempurnaan ikhtiar, mengantarkan pemahaman baru kepada orang terkasih akan ketulusan ayah.

Tak usah risau dengan hasil, karena kehidupan punya mekanisme (diawal saya memakai istilah algoritma) tersendiri dan mari meyakini bahwa itu sungguh adil. Sekali lagi, mari para ayah membeli masa depan dengan harga hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun