Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Alasan Sebaiknya Jangan Menunda Menikah

15 Agustus 2019   07:39 Diperbarui: 15 Agustus 2019   11:15 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Umur sudah cukup, gaji juga sudah punya, terus apalagi yang diberatin,"

"Kalau ketuaan, kasihan nanti anakmu"

"Milih boleh saja, tapi jangan terlalu pemilih"

"Kalau mau nyari yang seratus persen cocok yang nggak ada, bapak sama ibu juga beda sifat, tapi bisa menyesuaikan dri"

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri

Saking sering nasehat yang sama diucapkan, saya hapal kalimat perkalimat, bahkan nada dan intonasi suara terbayang di benak. Ada nasehat yang diucapkan sambil judes, ada yang nadanya datar tanpa tekanan, ada juga yang diucapkan dengan tenang dan perlahan tapi dalam, seolah ingin menyentuh lubuk hati terdalam anak bungsunya.

Setelah masa berlalu, saya merasa beruntung punya ibu seperti beliau, ternyata sikap ibu kala itu adalah caranya memotivasi anaknya. Waktu itu memang terkesan menyebalkan, tetapi sejatinya demi kebaikan saya anaknya.

Ini Alasan, Mengapa Sebaiknya Jangan Menunda Pernikahan

Dari serangkaian wejangan ibu, bisa jadi wejangan yang sama diucapkan semua ibu, yang menginginkan anaknya segera melepas masa lajang. Saya simpulkan, setidaknya ada tiga alasan, mengapa sebaiknya kita segera melepas masa lajang.

  • Masa Produktif Itu Terbatas 

Kita manusia, (sudah sunatullah) mempunyai tahapan-tahapan dalam kehidupan, yaitu masa kecil ke remaja, dewasa dan masa tua. Setiap masa memiliki tantangan dihadapi, dan hidup membentuk sedemikan rupa tantangan itu, agar manusia dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap tantangan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Masa kecil dilewati, kita begitu tergantung dengan orangtua, nyaris semua dihadapi ayah dan ibu menyediakan diri membela anaknya. Kemudian pada masa dewasa, manusia masuk masa produktif.

Kita belajar mandiri, mulai mengatasi semua masalah sendiri tak ingin merepotkan orangtua, Saya pernah membaca satu artikel, masa produktif ibarat berada di siang hari kehidupan. Kita dituntut bekerja keras, mengerahkan segenap daya dan upaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun