"Umur sudah cukup, gaji juga sudah punya, terus apalagi yang diberatin,"
"Kalau ketuaan, kasihan nanti anakmu"
"Milih boleh saja, tapi jangan terlalu pemilih"
"Kalau mau nyari yang seratus persen cocok yang nggak ada, bapak sama ibu juga beda sifat, tapi bisa menyesuaikan dri"
Saking sering nasehat yang sama diucapkan, saya hapal kalimat perkalimat, bahkan nada dan intonasi suara terbayang di benak. Ada nasehat yang diucapkan sambil judes, ada yang nadanya datar tanpa tekanan, ada juga yang diucapkan dengan tenang dan perlahan tapi dalam, seolah ingin menyentuh lubuk hati terdalam anak bungsunya.
Setelah masa berlalu, saya merasa beruntung punya ibu seperti beliau, ternyata sikap ibu kala itu adalah caranya memotivasi anaknya. Waktu itu memang terkesan menyebalkan, tetapi sejatinya demi kebaikan saya anaknya.
Ini Alasan, Mengapa Sebaiknya Jangan Menunda Pernikahan
Dari serangkaian wejangan ibu, bisa jadi wejangan yang sama diucapkan semua ibu, yang menginginkan anaknya segera melepas masa lajang. Saya simpulkan, setidaknya ada tiga alasan, mengapa sebaiknya kita segera melepas masa lajang.
- Masa Produktif Itu TerbatasÂ
Kita manusia, (sudah sunatullah) mempunyai tahapan-tahapan dalam kehidupan, yaitu masa kecil ke remaja, dewasa dan masa tua. Setiap masa memiliki tantangan dihadapi, dan hidup membentuk sedemikan rupa tantangan itu, agar manusia dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap tantangan.
Kita belajar mandiri, mulai mengatasi semua masalah sendiri tak ingin merepotkan orangtua, Saya pernah membaca satu artikel, masa produktif ibarat berada di siang hari kehidupan. Kita dituntut bekerja keras, mengerahkan segenap daya dan upaya.