Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kalau Terlanjur Gemuk Jangan Salahkan Nasi!

27 Juli 2019   16:55 Diperbarui: 28 Juli 2019   08:34 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi makan di restoran. (dokpri)

Pada awal-awal menjalankan diet, saya lumayan anti dengan nasi putih dan beberapa makanan lainnya. Terutama nasi putih, melihatnya seperti bertemu musuh bebuyutan, saya tidak mau bersentuhan sama sekali (apalagi makan).

Konon nasi menjadi pantangan orang diet pada umumnya, karena termasuk karbohidrat sederhana, yang memiliki kandungan glukosa relatif banyak. Menurut beberapa sumber saya baca, karbohidrat sederhana, adalah karbohidrat yang mudah dicerna dan diserap tubuh.

Sehingga karbohidrat sederhana, punya karakteristik lebih cepat memberikan energi. Pada sisi lain, karbohidrat sederhana ditengarai sebagai pemicu naiknya kadar gula darah. Jika glukosa dalam tubuh tidak diubah menjadi energi, tubuh akan menyimpan glukosa hingga 2.000 kalori.

Jadi bersiap-siap saja, apabila kita gemar makan (nasi) dengan porsi banyak, kemudian malas bergerak atau minim aktivitas fisik. 

Sebulan saja gaya hidup (banyak makan sedikit gerak) dipertahankan, niscaya kalian bisa melihat perubahan fisik dengan cepat. Bisa jadi, baju atau kaos yang biasa dipakai mulai tidak muat, lingkar pinggang juga mendadak melar, alhasil celana minta ditambah ukurannya.

-----

ubi ungu-dokpri
ubi ungu-dokpri

Sementara karakteristik karbohidrat komplek, relatif lebih rendah glukosa dan memberikan simpanan energi lebih lama. Jenis karbohidrat ini, bisa didapatkan pada asupan gandum-ganduman, umbi-umbian, kacang-kacangan dan sebagainya (sila googling ya).

Mengonsumsi karbohidrat komplek, selain lebih tahan lama kenyang, badan merasa lebih singset, tubuh  juga tampak sekel (apa yang kata lain dari sekel). Saya sudah buktikan sendiri, khasiat mengonsumsi karbohidrat komplek (ubi ungu)selama bulan Ramadan beberapa waktu lalu.

Baca artikel ;  Sahur Ubi Ungu Rebus, Sehat, Anti Ribet dan Tidak Merepotkan Istri

Karbohidrat tidak bisa ditiadakan sama sekali, karena glukosanya tetap dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan glukosa menyebabkan badan lemas, dan membuat sistem pusat syaraf menderita. Akibatnya timbul rasa pusing, fisik dan mental menjadi lemah. Orang yang tidak cukup mengonsumsi glukosa, bisa menyebabkan sembelit dan terkena masalah pencernaan.

Kepala pusing (biasanya klinyengan) dan badan lemas, benar-benar menjadi tantangan terberat saya alami di awal diet. Sampai saya berusaha mati-matian, mengusir lemas dan pusing dengan tetap konsumsi umbi dan buah (gula alami yang didapat dari buah).

Dan yang perlu diingat, mengonsumsi apapun secara berlebihan dampaknya tidak baik untuk tubuh. Seperti mengonsumsi nasi putih berlebihan, dampak paling nyata adalah rentan terkena kegemukan atau obesitas.

Kalau Gemuk Jangan Salahkan nasi

Awal mula diet tiga tahun lalu, saya cukup ketat menjaga asupan yang masuk ke dalam tubuh. Saya mengganti nasi putih dengan umbi, rutin minum air putih hangat setiap bangun tidur dan memperbanyak konsumsi buah-buahan serta sayuran.

Tidak lupa punya jadwal rutin olahraga setiap akhir pekan, dan kalau bepergian memilih dengan transportasi umum, supaya punya alasan untuk jalan kaki (biasanya saya jalan cepat).

Sungguh, butuh perjuangan berat untuk mengalahkan ego saat itu. Apalagi kalau ada acara prasmanan, dihadapkan pada makanan dengan aneka rupa menu yang tumpah ruah, benar-benar menggoda nafsu makan.

ilustrasi buah-buahan. (dokpri)
ilustrasi buah-buahan. (dokpri)

Mengelola mindset memegang peran sangat penting, saya terus belajar bagaimana cara bisa mempertahankan diri dan tidak mudah ditaklukkan oleh ego. Maka saya selalu berpikir tetang goal besar ingin diraih dari diet dijalani, yaitu ingin punya badan sehat sehingga bisa lancar beraktifitas menjemput rejeki.

Dalam waktu relatif panjang, saya berhasil membuang lemak berlebihan di dalam tubuh. Badan yang dulunya melar berubah langsing, ukuran celana dan baju mulai berangsur longgar.

Setelah bobot badan ini relatif ideal, saya mulai membuka diri dengan memberi toleransi pada asupan yang dulu menjadi pantangan.

ilustrasi makan di restoran. (dokpri)
ilustrasi makan di restoran. (dokpri)

Tapi saya tetap ingat pesan seorang ahli nutrisi, bahwa diet itu kuncinya satu, yaitu kalori yang masuk harus seimbang atau lebih sedikit dengan kalori yang keluar. Sekali lagi ya, kalori  keluar seimbang atau lebih banyak dibanding yang masuk !

Meski tidak saban hari, sesekali (kalau sedang kepingin) saya makan nasi, itupun hanya beberapa suap dalam porsi kecil. Porsi nasi saya ambil memang sedikit, karena saya sudah kenyang dengan ubi atau singkong rebus.

Sesekali saya motek gorengan yang dimakan anak, hanya sebagai obat kepengin saja, pun kalau istri membuat teh anget manis, seteguk dua teguk saya ikut minum.

Kalau kita mau bersikap adil, sebenarnya nasi, gula, gorengan, makanan yang manis-manis atau yang gurih-gurih, tidak bisa seratus persen disalahkan atas kegemukan kita.

Karena yang menyebabkan kegemukan sesungguhnya, adalah salah kita sendiri,  akibat cara mengonsumsi mereka (nasi dkk) secara berlebihan. 

Coba kalau kita makan secukupnya saja, kemudian mengimbangi dengan olahraga atau aktivitas fisik yang cukup, dijamin akan terhindar dari obesitas.

So, kalau terlanjur gemuk jangan salahkan nasi !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun