Kalau pergi sendirian (untuk urusan pekerjaan), setidaknya membeli oleh-oleh untuk anak anak dan istri yang paling diprioritaskan. Kalau ada waktu bisa belanja, akan membawa oleh-oleh untuk mertua -- kebetulan kami tinggal beda perumahan. Baru membelikan tetangga, saudara dan seterusnya.
Bahkan kalau tujuan bepergian memang untuk berlibur, dari awal berangkat saya sudah mengira-ngira siapa saja akan dibawakan oleh-oleh. Sehingga sudah mempersiapkan dana, bisa jadi berangkat dengan membawa tas kosong agar tidak perlu angkat kardus.
Seberapa Penting Membawa oleh-oleh untuk tetangga?
"Hendaklah kalian saling memberi hadiah, karena hal itu akan membuat kalian saling mencintai." (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro 6/169, hasan)
Sejak berkeluarga dan punya rumah, saya merasakan pentingnya rukun dan akur dengan tetangga. Kebetulan, tetangga depan dan samping kiri seumuran, jadi kami tidak terlalu kaku. Sementara rumah di samping kanan. pemiliknya sudah sepuh, anaknya seusia saya, jadi kami bersikap menuakan kepada nenek beberapa cucu ini.
Sepuluh tahun tinggal di perumahan lawas ini, hubungan kami baik-baik saja, saya terbiasa menjaga sikap kepada tetangga (terlebih yang sudah sepuh). Meskipun tidak bertemu setiap hari, hubungan antar tetangga tetap terjaga.
Tetangga kami yang sepuh, meski relatif jarang pergi tetapi suka memasak, alhasil keluarga kami kerap mendapat makanan siap santap. Apalagi kalau ada acara keluarga, tak ayal makanan dan jajanan diantar ke rumah.
Sementara tetangga depan yang asalnya seputaran Jabodetabek, kalau masak enak kami kebagian, pun kalau sedang kedatangan saudaranya, beberapa jajanan mampir di rumah. Lain lagi dengan tetangga samping kiri, punya usaha kuliner dijual secara online. Kalau ada menu baru, kami menjadi pencicip yang nomor satu.
Masalah harga oleh-oleh sangat relatif, karena kami memang senang melakukannya sehingga tidak terbebani. Dan benefit dari saling memberi, hubungan kami terjaga dan harmonis.