Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tinggal di Rumah Mertua Itu Tidak Selalu Enak!

24 Juni 2019   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2019   11:30 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik lebaran tahun ini, diwarnai pertemuan dengan sanak kerabat, bersua  saudara jauh dan saudara dekat, berjumpa teman semasa kecil, reunian dengan kawan SMP dan SMA.

Setelah sekian lama terpisah jarak dan ruang, aneka peristiwa dialami oleh setiap orang, dan pertemuan dengan teman lama seperti memberi ruang dan jeda untuk berbagi cerita dan mengisahkan pengalaman (baca curhat)

klikdokter.com
klikdokter.com

Seorang kawan disela mudik, bercerita 'terpaksa' balik kampung, setelah perantauan panjang yang jatuh dan jatuh lagi, hingga mengibarkan bendera putih (baca menyerah). Pulang dan menetap di kampung halaman, membawa serta istri dan anak yang masih kecil, memang bukan pilihan tepat, tetapi tidak ada alternatif lain.

Kawan ini adalah anak tengah, masih ada saudara lain tetapi kebetulan (termasuk adiknya yang bungsu) sudah berkeluarga dan tinggal terpencar di beberapa kota. Mengetahui anak yang sedang terpuruk, kedua orangtua membuka dua tangan, menyambut kembalinya si anak nelangsa.

Sebulan dua dan tiga bulan, kehidupan berjalan normal seperti biasa, tidak tampak gejolak yang terlalu berarti. Dua orangtua berkegiatan seperti biasa, sedang kawan ini belum punya kegiatan pasti, sementara sang istri membantu pekerjaan di dapur.

Masuk bulan keempat, mulai terjadi kerikil kerikil, konflik kecil bermunculan (terutama) antara ibu dengan anak lelaki dan ibu dengan menantunya berimbas kepada cucu. Sedang si ayah, relatif lebih bisa menahan dan mengontrol emosi, sesekali marah itupun kalau sudah kebangetan.

"Bukannya malas nyari kerja, aku butuh waktu, buat bangkit dan menyemangati diri" bela kawan ini.

"Jangan terlalu lama jugalah, ingat kamu bawa istri dan anak" tangkis saya

Tidak Selamanya Enak Tinggal di Rumah Mertua

Sepanjang mendengar curhatan, sebenarnya justru saya terselip salut pada istri kawan ini. sebagai menantu, ibu yang membawa anak balita (hampir lima tahun) menanggung beban lebih. Musti punya usaha ekstra, agar telinga kebal dengan segala ujaran baik yang menyindir atau terang-terangan, merelakan dirinya disalah-salahkan dan lebih menahan diri untuk tidak membalas.

shutterstock
shutterstock

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun