Jangan cepat under estimate dengan pilihan istri, meskipun tidak selalu selaras dan sejalan dengan kehendak suami.
Menjadi IRT memang (sekilas) tidak menghasilkan uang, tetapi para suami sebaiknya melihat dari sisi positif dan benefit didapatkan.
Memiliki istri yang IRT, suami bisa berhemat lho, berangkat kantor ada yang memasak dan menyiapkan sarapan, kemudian membawakan bekal untuk makan siang.
Anak-anak di rumah mendapat perhatian penuh dari ibunya, bagi yang masih balita tidak perlu dititipkan ke day care atau diasuh asistant rumah tangga.
Anak-anak yang sudah masuk masanya bersekolah, ada yang mengantar dan menjemput pun mengawasi dan mengajari untuk mengulang pelajaran di sekolah.
Siap, dimulai ya,-- Berapa upah sebulan menyewa asistan rumah tangga, *TekanTandaTambah, uang makan siang di kantor harus dikeluarkan selama duapuluh hari kerja , *TekanTandaTambah, dana disiapkan untuk anak dititip ke day care, *TekanTandaTambah, atau ongkos antar jemput sekolah anak, *TekanTandaTambah bayar guru lest privat (ini belum selesai lho, kalau mau diteruskan masih banyak dan panjang, bagaimana mau diteruskan ?).
Istri yang IRT, sudah melakukan dan mengcover biaya untuk semua keperluan tersebut, Â tanpa menuntut suami mengganti atau membayar sepeserpun atas pengorbanannya.Â
Coba kalau hal ini dikaji dan disyukuri, saya yakin tidak akan ada suami yang memandang sebelah mata, ketika istrinya memilih menjadi IRT (please, sudut pandang positif juga diterapkan untuk istri yang memilih menjadi pekerja ya).
Setiap pilihan ada konsekwensinya, sebaiknya kita terus belajar melihat sesuatu dari sisi positifnya agar hati berdamai dengan keadaan. Persis seperti Pilpres saat ini, kubu ini dan ono, melihat dari sisi baik Capres jagoannya, setuju kan ??Â
Happy Weekend, Samoga Bermanfaat !!