Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandanglah Pilihan Istri Sebagai Ibu Rumah Tangga, Layaknya Capres Pilihanmu !

24 Maret 2019   07:05 Diperbarui: 24 Maret 2019   10:21 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber rumahoscarliving.com

*back-to-topik -- Kebetulan, Istri saya memilih menjadi IRT, dan saya mendukung keputusan itu, meski dulunya sempat menyayangkan. 

Pernah terbersit di benak, apa gunanya ijasah kuliah dengan nilai bagus diraih, kalau akhirnya tersimpan di lemari tidak digunakan (seperti omelan Bapak di atas).

Seiring berjalan waktu, keraguan itu perlahan-lahan berhasil saya tepiskan (tentu dengan proses yang tidak instan), sembari sama-sama berbenah dan saling mengoreksi diri sendiri.

Saya membuktikan sendiri, bahwa menjadi IRT (sebenarnya) bukan hal mudah (pun menjadi wanita pekerja).

ilustrasi-dokpri
ilustrasi-dokpri
Menjadi IRT, bukan halangan untuk tetap bisa berkarya, bahkan bisa menghasilkan (menurut saya) lebih dari sekedar uang. Seorang IRT bisa membuka usaha dengan berjualan di rumah (atau onlineshop), tanpa harus berjauhan dengan anak-anak di rumah.

IRT mempunyai keleluasaan untuk mengatur waktu sendiri, kapan saatnya mengatur rumah, kapan mengurus anak-anak atau kapan berjualan.

Tapi dibalik keenakan-keenakan yang tampak dan dibahas dalam perdebatan dii berbagai Group WA, sejatinya banyak tantangan dihadapi untuk menjadi IRT.

Demikian pula yang memilih menjadi perempuan pekerja, pasti ada keenakan dan ketidakenakannya (semoga di artikel selanjutanya saya bisa ulas).

Kehidupan memang menyediakan pilihan, manusia diberi kebebasan memilih sesuai keyakinan dan kemampuan masing-masing dan hasilnya akan dirasakan sendiri.

-----

Hidup tak selalu sejalan, dengan apa yang kita inginkan, tapi kita manusia diberi ruang belajar untuk mensyukuri apa yang didapatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun