Sewaktu duduk di bangku SMP, saya dan kakak (usia terpaut dua tahun) punya panutan untuk urusan gaya berpakaian -- maklum namanya juga ABG. Dia adalah kakak kelas, anak tetangga yang sudah SMA, baju dengan model dan warna apa saja yang menempel di badannya selalu terlihat keren.
Didukung parasnya yang tampan rupawan, membuat para cewek remaja di kampung kecil kami, kerap membicarakan anak tetangga ini. Sementara saya dan kakak, hanya bisa (sebatas) meniru gaya berpakaian saja, dari sisi wajah dan rupa tentu tidak bisa menyamai -- pastinya jauh, hehehe.
Setelah lulus SMA saya merantau, otomatis kampung dan dunia masa kecil ditinggalkan dan tidak saban hari mengikuti perkembangan. Saya bergulat dengan kerasnya perjuangan hidup, prioritas dicapai mulai bergeser, bagaimana meningkatkan kompetensi diri untuk bersaing di dunia kerja.
Dalam setahun, saat masih bujangan saya pulang kampung tiga atau empat kali (itupun hanya satu atau dua hari), tidak sempat ketemu teman lama. Melalui cerita ibu yang telepon dua kali seminggu, baru saya bisa update kejadiaan apa saja sedang berlangsung di desa.
"Perempuan dilamar ya pikir-pikirlah, emang ganteng saja bisa bikin kenyang" suara ibu dari ujung telepon
Ya, Ganteng saja tidak Cukup --Â Sepanjang menjalani pahit dan getir pengalaman hidup, perlahan-lahan sudut pandang saya mulai bergeser. Tidak lagi melihat orang dari sekedar penampilan luar saja, tidak terpaku pada wujud fisik yang tampak di pandangan mata.
Menurut saya, orang dinilai dari sikap dan ucapan, dari bagaimana bisa membawa diri dan bertanggung jawab pada apa yang dihadapi. Dan lelaki akan menjelma tampan, ketika dia menjadi sosok penuh tanggung jawab dan menjaga amanah kehidupan yang dipanggulnya.
Bagi perempuan, sebaiknya tidak terkecoh  pria dengan tampilan wajah tampan rupawan saja, karena hal itu tidak bisa menjadi (satu-satunya) jaminan kebahagiaan. Perempuan musti membuka pertemanan, berkumpul dengan banyak orang baik di lingkungan yang baik, agar besar kemungkinan dilamar laki-laki yang baik.
Saya setuju dengan quote "Harga diri lelaki adalah Bekerja", setampan apapun rupa lelaki dijadikan suami, kalau tidak bekerja untuk apa (kecuali ada udzur, misalnya sakit parah dan kepayahan, wallahu'alam bissawab).
------