Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minimalisir Kebakaran dengan Memperhatikan Pemicu Korsleting pada Listrik

4 Maret 2019   06:09 Diperbarui: 4 Maret 2019   09:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semua ludes tak bersisa"

Suara itu terdengar parau, menyiratkan rasa kehilangan yang mendalam. Jago merah melahap tanpa ampun, rumah petak 10 kamar di pinggiran Jakarta Selatan.

Zarkasi, lelaki paruh baya bertubuh tambun, dipercaya sebagai penjaga rumah kontrakan yang dibangun sang paman. Siang itu tinggal ibu dan anak-anak di rumah, sementara para suami sedang pergi untuk mencari nafkah penghidupan.

"Api menyambar sangat cepat," ujarnya pilu.

Saya memaklumi pernyataan ini, mengingat di rumah petak banyak benda mudah terbakar (terutama triplek). 

Meskipun tidak ada korban jiwa pada kejadian menyedihkan, tetapi duka dan kerugian harta benda tidak bisa dielakkan. Apalagi para penghuni rumah petak, termasuk keluarga yang masih merangkak, serupiah dua rupiah tentu sangat berharga.

Saya datang sehari pasca kebakaran, setelah sebelumnya menjadi saksi ketika api melumat seluruh bangunan. Lokasi kejadian sudah sepi penghuni, hanya Zarkasi yang berjaga, agar benda tersisa tidak diambil pemulung.

Korsleting rupanya menjadi musabab utama, melenyapkan bangunan rumah sekaligus isinya hanya dalam hitungan jam.

Menurut pengakuan sang penjaga, setiap rumah petak dipasang dua stop kontak, dan oleh penghuni dipasang steker T bertumpuk (kadang bisa 2 steker T)

Zarkasi, penjaga rumah petak- Dokumentasi pribadi
Zarkasi, penjaga rumah petak- Dokumentasi pribadi
"Ooo gitu." Sambil manggut-manggut paham, hanya dengan lima menit ngobrol, saya langsung bisa mengambil kesimpulan.

Bangkai motor yang terpanggang, kerangka kipas angin, kulkas warna legam, televisi tabung dalam posisi tengkurap, magic jar dan peralatan elektronik lain berserakan.

Saya bisa merasakan, pedih dan kesedihan dialami para penghuni rumah petak, sebagian besar harta berharga dipunya telah menjadi abu,

Pepatah "kecil menjadi kawan besar menjadi lawan" berlaku nyata, saya bisa saksikan melalui peristiwa di depan mata sendiri.

Yuk, Minimalisir Kebakaran!

Dari kajian yang pernah saya simak, nasib setiap manusia tidak berdiri sendiri lho, sejatinya ada andil si manusia itu sendiri. Semua kejadian yang kita alami dan hadapi, sebenarnya (sadar tidak sadar) ada campur tangan kita di dalamnya.

Termasuk kebakaran, saya yakin pasti ada unsur keteledoran (atau mungkin ketidaktahuan) manusia sebagai penyebabnya. Dari cerita penyebab kebakaran rumah petak, saya simpulkan ada kaitan dengan kebiasaan penghuni, menggunakan stop kontak dengan tumpukan steker T.

Bayangkan, hanya dengan satu sumber aliran listrik berasal dari satu stop kontak, "dipaksa" menanggung beban berlebihan. Kalau stop kontak atau steker T yang terpasang, terbuat dari bahan kurang bagus, niscaya piranti listrik tidak tahan terhadap panas ujung-ujungnya berakibat fatal.

Mencegah terjadinya korsleting sebenarnya bisa dilakukan, bahkan oleh orang awam listrik sekalipun, semua diawali dari pemilihan saklar atau stop kontak berkualitas dan tentunya aman.

Eh tapi ingat ya, saklar berkualitas tidak harus selalu saklar mahal--- tapi barang berkualitas harga relatif terjangkau seimbang dengan benefit didapat.

Berikut Tips Memilih Saklar yang Baik

  1. Tekanlah tombol saklar, kemudian dengarkan dengan seksama suara ditimbulkan. Pilih saklar yang mengeluarkan bunyi soft/lembut (saat ditekan on/off), hal ini sebagai indikasi pegasnya bagus dan bahan digunakan lunak, sehingga kelenturannya maksimal. Saklar dengan kualitas rendah, bunyinya cenderung kasar dan keras karena bahan dipilih juga tidak bagus.
  2. Cek daya cengkram terminal kabel, caranya tusuk sebatang kabel ke terminal (ada digambar) atau bisa juga hubungkan lubang saklar dengan steker T lalu lepaskan (cabut) beberapa kali. Saklar berkualitas, memiliki daya cengkram kuat, meski steker T dilepas dan dipasang beberapa kali, daya cengkramnya tidak berkurang sedikitpun.
  3. Uji kelenturan busur arde pada stop kontak, dengan menekannya (busur arde). Stop kontak berkualitas memiliki busur arde lentur, meskipun digunakan dengan frekuensi tinggi. Peran busur arde, untuk membuang tegangan bocor disebabkan induksi tegangan peralatan listrik.
  4. Cara paling simpel, mencari saklar dan stop kontak yang banyak dibeli konsumen (artinya dipercaya) karena terbukti berkualitas dan banyak tersedia di pasaran

smartoutlet.com
smartoutlet.com
Saya yakin, tips sederhana ini bisa dipraktikkan oleh siapa saja. O'ya kalau ada yang terlewat (dari tips di atas) silakan ditambahkan sendiri ya.

Memilih saklar dan stop kontak berkualitas, sebagai wujud dari ikhtiar kita manusia untuk meminimalisir terjadinya kebakaran.

"Tapi harganya?"

Menurut saya nih, harga sedikit lebih mahal tidak masalah, tidak sebanding apabila menghitung kerugian akibat kehilangan harta benda disebabkan kebakaran.

Perhatikan kasus rumah petak di awal tulisan, ludesnya motor dan aneka barang elektronik akibat dilahap api, sebenarnya bisa dicegah melalui pemilihan stop kontak dan saklar berkualitas. 

- Smoga bermanfaat-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun