Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minimalisir Kebakaran dengan Memperhatikan Pemicu Korsleting pada Listrik

4 Maret 2019   06:09 Diperbarui: 4 Maret 2019   09:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangkai motor yang terpanggang, kerangka kipas angin, kulkas warna legam, televisi tabung dalam posisi tengkurap, magic jar dan peralatan elektronik lain berserakan.

Saya bisa merasakan, pedih dan kesedihan dialami para penghuni rumah petak, sebagian besar harta berharga dipunya telah menjadi abu,

Pepatah "kecil menjadi kawan besar menjadi lawan" berlaku nyata, saya bisa saksikan melalui peristiwa di depan mata sendiri.

Yuk, Minimalisir Kebakaran!

Dari kajian yang pernah saya simak, nasib setiap manusia tidak berdiri sendiri lho, sejatinya ada andil si manusia itu sendiri. Semua kejadian yang kita alami dan hadapi, sebenarnya (sadar tidak sadar) ada campur tangan kita di dalamnya.

Termasuk kebakaran, saya yakin pasti ada unsur keteledoran (atau mungkin ketidaktahuan) manusia sebagai penyebabnya. Dari cerita penyebab kebakaran rumah petak, saya simpulkan ada kaitan dengan kebiasaan penghuni, menggunakan stop kontak dengan tumpukan steker T.

Bayangkan, hanya dengan satu sumber aliran listrik berasal dari satu stop kontak, "dipaksa" menanggung beban berlebihan. Kalau stop kontak atau steker T yang terpasang, terbuat dari bahan kurang bagus, niscaya piranti listrik tidak tahan terhadap panas ujung-ujungnya berakibat fatal.

Mencegah terjadinya korsleting sebenarnya bisa dilakukan, bahkan oleh orang awam listrik sekalipun, semua diawali dari pemilihan saklar atau stop kontak berkualitas dan tentunya aman.

Eh tapi ingat ya, saklar berkualitas tidak harus selalu saklar mahal--- tapi barang berkualitas harga relatif terjangkau seimbang dengan benefit didapat.

Berikut Tips Memilih Saklar yang Baik

  1. Tekanlah tombol saklar, kemudian dengarkan dengan seksama suara ditimbulkan. Pilih saklar yang mengeluarkan bunyi soft/lembut (saat ditekan on/off), hal ini sebagai indikasi pegasnya bagus dan bahan digunakan lunak, sehingga kelenturannya maksimal. Saklar dengan kualitas rendah, bunyinya cenderung kasar dan keras karena bahan dipilih juga tidak bagus.
  2. Cek daya cengkram terminal kabel, caranya tusuk sebatang kabel ke terminal (ada digambar) atau bisa juga hubungkan lubang saklar dengan steker T lalu lepaskan (cabut) beberapa kali. Saklar berkualitas, memiliki daya cengkram kuat, meski steker T dilepas dan dipasang beberapa kali, daya cengkramnya tidak berkurang sedikitpun.
  3. Uji kelenturan busur arde pada stop kontak, dengan menekannya (busur arde). Stop kontak berkualitas memiliki busur arde lentur, meskipun digunakan dengan frekuensi tinggi. Peran busur arde, untuk membuang tegangan bocor disebabkan induksi tegangan peralatan listrik.
  4. Cara paling simpel, mencari saklar dan stop kontak yang banyak dibeli konsumen (artinya dipercaya) karena terbukti berkualitas dan banyak tersedia di pasaran

smartoutlet.com
smartoutlet.com
Saya yakin, tips sederhana ini bisa dipraktikkan oleh siapa saja. O'ya kalau ada yang terlewat (dari tips di atas) silakan ditambahkan sendiri ya.

Memilih saklar dan stop kontak berkualitas, sebagai wujud dari ikhtiar kita manusia untuk meminimalisir terjadinya kebakaran.

"Tapi harganya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun