Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa Maksud di Balik Pertanyaan "Kapan Nikah?"

19 Februari 2019   05:30 Diperbarui: 19 Februari 2019   18:03 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin ini yang dinamakan jodoh, maksud baik dimudahkan jalan, semua urusan lancar (saya merasa) sebagai buah kesabaran ditanam(tepatnya menahan sabar).

ilustrasi-dokpri
ilustrasi-dokpri
Sejak saat itu, orang paling 'cerewet' ini tidak pernah bertanya 'Kapan Nikah', sementara hormat saya padanya terlanjur turun drastis.

Di mata saya, keberadaan orang ini bagai benalu dan tidak saya hiraukan, mungkin efek terlalu lama menahan kesal.

Ada yang berubah saat ketemu selepas lebaran, orang ini tiba-tiba meminta maaf bahkan sampai mengucapkan kalimat 'Maaf dari lubuk hati paling dalam.'

Dengan senang hati saya memaafkan, sampai sekarang hubungan kami baik, sakit hati pernah bersemayam perlahan - lahan pupus.

Sungguh, memaafkan seperti melepas 'penyakit' menempel, rasa sakit hati sirna dan rasa plong itu menguasai.

Indahnya memaafkan....

Maksud Bertanya Kapan Menikah

Manusia memang unik, ada ruang untuk sifat (kalau boleh disebut) negatif, yaitu tidak senang melihat orang lain nyaman atau berusaha berdamai dengan keadaan.

Terdorong sifat inilah, manusia selalu mencari celah dan atau kelemahan orang lain, kemudian dijadikan senjata menjatuhkan orang dituju.

Bertanya 'Kapan Menikah', pada orang yang belum ada calon (padahal si penanya sudah tahu itu) seperti sebuah serangan telak. Konteks pertanyaan bisa dibungkus dengan candaan, tetapi kalau guyonan sama diulang-ulang  (percaya sama saya) akan terdengar garing dan menyakitkan.

Guyonan pertanyaan 'Kapan menikah' akan berubah menjadi serius dan menyebalkan, ketika diucapkan pada tempat dan waktu yang tidak tepat (seperti kasus saya),

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun